Thursday, September 18, 2008

Semangat "Open Source"


Manuver Google dan banyak perusahaan lainnya untuk mendukung dunia open source menandakan kemenangan baru bagi dunia perangkat lunak yang mengandalkan sumber terbuka dan gratis ini. Semangat berbagi telah diagungkan di atas semangat cari keuntungan. Gerakan ini juga memicu kesadaran humanis para pembuat peranti lunak. Kaum pinggiran itu lambat laun bergerak masif dan berada pada arus utama.

Tak puas merajai bisnis mesin pencari, Google akhirnya ikut ”berperang” di kancah penjelajah web atau browser. Pada 2 September 2008 lalu Google meluncurkan browser bernama Chrome (www.google.com/chrome). Peluncuran ini memberi dampak besar bagi keyakinan dunia open source untuk melawan dominasi software tertutup yang berbayar.

Kalau kita berselancar di internet, pilihan penjelajah yang mendominasi adalah Internet Explorer, Mozilla Firefox, Opera, Safari pada Apple, dan masih ada beberapa lagi. Nah, Google tiba-tiba ikut nimbrung berebut ”kue” ini.

Open source boleh bangga karena terus mendapat dukungan dari industri besar, termasuk dukungan penuh Google. Tujuan Google kali ini tampaknya bukan soal uang, melainkan sikap politis untuk mengimbangi dominasi Internet Explorer dari Windows.

Bukankah langkah ini akan menggerogoti browser open source Mozilla Firefox (pesaing dekat Internet Explorer)? Padahal, Mozilla sudah lama bergandengan dengan Google dan orang-orang Google juga sudah jatuh cinta dengan Firefox.

Tujuan Google memang masih ”remang-remang”. Di bidang ini, sudah lama berperang antara Internet Explorer dan Netscape Navigator. Tahun 1999, Netscape Corporation diakuisisi America Online (AOL) dan proyek Gecko dari Netscape pun dibuat terbuka kode sumbernya (open source).

Netscape pun mendirikan proyek Mozilla.org yang melahirkan Mozilla Firefox. Browser ini unik, selain dicintai pengguna dengan alasan fungsional juga dikenal banyak kalangan sebagai browser antidominasi Internet Explorer.

Firefox mampu merebut sekitar 20 persen dari pasar (data majalah Wired, September 2008). Di saat gairah Firefox meningkat, Chrome malah muncul.

Chrome disediakan gratis dan dibangun secara open source. Hingga saat ini, Chrome hanya dirilis versi Windows. Ke depannya, Chrome juga tersedia untuk Linux dan Mac.

”Kami menyadari web telah bergerak dari halaman sederhana ke halaman yang kaya aplikasi yang interaktif, kita harus berpikir ulang soal browser yang ada. Yang kita butuhkan tidak sekadar browser, melainkan platform untuk web dan aplikasinya,” kata Wakil Presiden Manajemen Produk Google Sundar Pichai dan Direktur Teknik Google Linus Upson pada blog peluncuran Chrome.

Sistem operasi internet

Pada browser modern, untuk membuka beberapa web tak perlu membuka beberapa kali browser. Cukup membuka sekali browser, kemudian buka tab pada satu browser itu untuk mengakses web lain. Cara ini disebut kemampuan tabbing.

Revolusi pada Chrome adalah proses tiap tab ternyata terpisah dan tak saling terkait. Keuntungannya, jika salah satu web macet, tab lain tetap berfungsi. Ini berbeda dengan cara kerja browser lain.

Istilah pada sistem operasi adalah, Chrome memiliki fungsi multitasking dan juga punya semacam Task Manager (seperti di Windows) yang bisa melihat halaman, aplikasi, dan situs mana yang sedang menggunakan memori komputer. Dengan multitasking ini, maka Chrome lebih mirip sebagai sistem operasi internet daripada sebuah browser.

Internet Explorer versi 8 yang saat ini masih beta juga sedang mengembangkan fitur tab yang terisolasi, mirip dengan Chrome. Dengan demikian, persaingan ini benar-benar membuat industri makin kreatif.

Google mengklaim, di dalam penjelajah ini sudah ditanamkan mesin JavaScript V8 yang membuat halaman lebih cepat diakses. Fasilitas lain, semua web yang pernah dikunjungi dengan mudah bisa diakses kembali tanpa mengetikkan ulang.

Meski demikian, untuk menjaga privasi pengguna, Chrome juga menawarkan mode penyamaran. Dengan mode ini, seseorang bisa mengakses web tanpa meninggalkan jejak.

Mengagungkan ”open source”

Bisa dibilang, browser open source ini merupakan perkawinan antara browser Safari yang digunakan Apple dengan browser Mozilla Firefox. Google yakin Chrome akan menjadi ”pembunuh” Internet Explorer.

Walaupun menggunakan WebKit, sama dengan browser Safari pada Apple, Chrome kelihatan berbeda dibanding Safari ataupun dibandingkan dengan browser lainnya.

”Kami percaya open source bekerja tak hanya karena membolehkan banyak orang untuk bergabung dan mengembangkan produk, tetapi yang terpenting adalah proyek lain bisa memanfaatkan dan mengembangkan sumber kode yang kami buat. Ketika kami membangun teknologi inovasi baru, kami berharap proyek lain bisa menggunakannya lebih baik, seperti kami telah mengadopsinya dari proyek open source lainnya untuk membuat produk kami lebih baik,” kata Ben Goodger, ahli software Google.

Langkah selanjutnya, dan ini yang paling ditunggu banyak pihak, adalah menunggu Google mengaplikasikan Chrome pada sistem operasi bergerak atau sebut saja pada telepon seluler. Pelan tetapi pasti, elemen-elemen Chrome akan diadopsi oleh proyek open source Google lainnya, yaitu sistem operasi untuk media bergerak, Android.

Jika Chrome yang mendukung penuh JavaScript ini dicangkokkan pada Android, inilah browser masa depan yang akan membuat perangkat bergerak seperti telepon seluler dengan mudah bisa menggantikan fungsi komputer. Dampaknya akan sangat memengaruhi industri.

CEO Mozilla, John Lilly, seperti dikutip majalah Wired, mengaku tak khawatir dengan kehadiran Chrome ini. Lilly belum menganggap Chrome sebagai pesaing. ”Kompetisi di bidang ini sudah lama dimulai hingga sekarang, perlu waktu untuk membuat orang peduli dan mencintainya,” katanya.

Beberapa kelebihan Chrome:

1. Chrome merupakan browser pertama didesain berperilaku layaknya sebuah sistem operasi. Jika saat ini komputer didominasi sistem operasi Windows, Google ingin menjadi alternatif sistem operasi internet.

2. Perilaku seperti sistem operasi bisa dilihat dari model tab yang masing-masing berjalan seperti layaknya program di Windows. Tiap tab diproteksi memory yang terpisah dan berjalan dengan proses sendiri, layaknya Windows yang bisa membuka banyak jendela aplikasi.

3. Pada Chrome, JavaScript tak hanya sebagai aplikasi tambahan atau pemanis, melainkan dianggap juga sebagai aplikasi utuh. Lewat JavaScript V8, Google menggambarkannya boneka kayu Pinokio menjelma menjadi bocah betulan, maka pada Chrome Javascript telah diadopsi menjadi bahasa pemrograman betulan.

4. Salah satu paket di dalam Chrome dibangun dari open soure WebKit yang dikenal efisien dalam memanfaatkan memori.


1 comments:

Permisi gan, senang dengan dunia Open Source juga kah gan, ingin minta komentar untuk tulisan saya tentang peran serta Pak Eric S Raymond ketika Netscape Go Open Source berikut boleh gan? https://datacomlink.blogspot.co.id/2017/01/Peran-Eric-S.-Raymond-yang-menginspirasi-Netscape-Go-Open-Source.html