Syekh Ali- Gom'ah

Habib Mundzir Al-Musawa

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Syekh Abdul Halim Mahmud

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Thursday, December 11, 2008

Obama Akan Berpidato di Negara Muslim (Barack Husain Obama)


Washington, Selasa - Presiden Amerika Serikat terpilih, Barack Obama, merencanakan berpidato di ibu kota sebuah negara Islam setelah dilantik. Hal itu dilakukan sebagai salah satu upaya memperbaiki citra AS di dunia Muslim.

”Saya kira kita memiliki kesempatan unik untuk memulihkan citra AS di seluruh dunia dan khususnya di dunia Muslim,” kata Barack Obama dalam sebuah wawancara dengan Chicago Tribune, Selasa (9/12) malam waktu setempat.

Tidak disebutkan secara spesifik negara Muslim yang dimaksud Obama.

Dalam wawancara itu, Obama juga menyatakan pemerintahannya tidak akan mengurangi perlawanan terhadap terorisme. ”Pesan yang ingin saya sampaikan adalah kita tidak akan mundur dalam menumpas ekstremis terorisme seperti yang kita lihat di Mumbai (India),” ujarnya.

Obama akan dilantik pada 20 Januari 2009 sebagai presiden AS ke-44. Dia menyatakan akan menggunakan nama lengkapnya, Barack Hussein Obama, dalam upacara pelantikan.

Selama masa kampanye, rival- rival Obama sering merujuk namanya untuk menunjukkan bahwa dia diam-diam seorang Muslim. ”Saya kira tradisinya adalah menggunakan tiga nama dan saya akan mengikuti tradisi,” kata Obama.

Skandal

Sementara itu, sebuah skandal di dalam negeri yang melibatkan Gubernur Illinois, daerah asal Obama, berpotensi ”mengancam” Obama. Gubernur Rod Blagojevich, Selasa, ditahan dengan tuduhan bersekongkol menjual kursi senat yang ditinggalkan Obama.

Blagojevich, yang berasal dari Partai Demokrat, juga dituduh menuntut pembayaran kembali dari sebuah kontrak pemerintah. Dia juga menginginkan editor tertentu dari Chicago Tribune dipecat karena pemberitaan surat kabar itu yang kritis terhadap pemerintahannya.

Jaksa Patrick Fitzgerald mengatakan, ”Gubernur Blagojevich telah membawa kita benar-benar sampai ke dasar.”

Menanggapi kasus itu, Obama mengambil jarak. ”Saya tidak memiliki kontak dengan Gubernur atau kantornya sehingga saya tidak tahu apa yang sedang terjadi,” ujarnya.

”Seperti semua warga Illinois, saya sedih dan prihatin mendengar kabar dari kantor jaksa AS hari ini,” kata Obama. Dia menambahkan, tidak pada tempatnya dia berkomentar soal penyelidikan yang tengah berlangsung.

Fitzgerald menegaskan, gugatan kriminal terhadap Blagojevich tidak menyebutkan bahwa Obama tahu atau terlibat dalam rencana gubernur itu.

Skandal Blagojevich memunculkan spekulasi tentang siapa lagi yang mungkin terimbas kasus itu. Otoritas menuduh Blagojevich menginginkan kursi senat bagi dirinya untuk menghindari pemakzulan oleh anggota legislatif Illinois dan memperbaiki citranya untuk maju dalam pemilu presiden tahun 2016.

Blagojevich dibebaskan dengan jaminan 4.500 dollar AS hari itu juga setelah muncul sebentar di hadapan hakim federal di Chicago. Pengacara Blagojevich, Sheldon Sorosky, mengatakan, kliennya terkejut atas tuduhan itu dan merasa tidak melakukan kesalahan.

Sunday, November 16, 2008

Menembus Batas


Alam Mitsal (alam malakut) adalah alam yang berada antara alam makna/spiritual (alam jabarut) dan alam dunia atau alam jasmani (alam muluk). Alam muluk adalah alam dunia yang sedang kita lalui saat ini sedangkan alam jabarut adalah alam ketuhanan dan alam yang ketiga adalah alam yang akan kita bahas saat ini.
Karakter utama dari alam mitsal adalah bahwa di alam ini yang murni spiritual dimaterikan, sedangkan yang materi dispiritualkan, alam ini adalah alam perantara antara alam jasmani dan rohani yang mana mahluk jasmani seperti manusia tidak mungkin bisa berkomunikasi dengan mahluk spiritual seperti malaikat atau jin. Di alam misal jiwa-jiwa manusia yang sucilah yang diijinkan untuk bisa masuk, sedangkan jiwa yang masih kotor dengan dunia atau terbelenggu oleh ikatan-ikatan dunia tidak akan diijinkan masuk. Dan ini bisa dicapai ketika manusia berhasil melakukan pembersihan diri (tazkiyat al-nafs) yang pada intinya adalah penspiritualan manusia, karena alam mitsal adalah untuk jiwa yang telah dispiritualkan atau dibersihkan dari debu dunia, dan bukan untuk jiwa yang kotor, lebih-lebih bukan untuk jasad manusia. Tidak bisa entitas jasmani masuk ke dalam alam misal. Walaupun ada juga yang menempuhnya dengan jalan menyimpang mereka tertipu (terkena talbis syaithan) dan makin tersesat di dalamnya yang pada akhirnya mengaku-ngaku Waliyullah, nabi, rosul bahkan mengaku Tuhan (Na'udzubillahi min dzalik)
Dikisahkan oleh Ibn ‘Arabi bahwa orang-orang yang telah berhasil memasuki alam mitsal, mereka akan disambut di sebuah gerbang oleh mahkluk yang telah ditugaskan oleh Allah untuk melayaninya. Mereka mempersembahkan dan menganugerahi mereka dengan jubah kebesaran sesuai dengan tingkat kesucian mereka. Lalu ia mengajak mereka untuk berjalan-jalan dan berkeliling di sana. Yang menakjubkan adalah bahwa ternyata mereka bisa melakukan dialog bukan hanya dengan jenis manusia tetapi dengan batu-batuan, kayu, hewan, dan sebagainya. Demikian juga mereka bisa berkomunikasi dengan sesama manusia yang berbeda-beda bahasanya.
Dengan apakah mereka melakukan dialog seperti itu? Dialog seperti itu tentu tidak dilakukan dengan lisan lahiriah tetapi dengan “lisan” batiniah. Kita juga tidak melihat mahkluk-mahkluk itu dengan mata lahiriah kita tetapi dengan mata batin kita. Sesungguhnya sebagian besar kita juga telah mengalami, dalam tingkatnya yang rendah, berdialog atau melakukan persepsi/pengindraan batin ini. Dalam mimpi ketika mata lahiriah kita tertutup rapat, kita toh bisa melihat obyek-obyek yang muncul dalam mimipi kita. Dengan mata manakah kita bisa melihat obyek-obyek tersebut ketika mata kepala kita tertutup rapat ? Tentu dengan mata batiniah. Bahkan dalam mimpi selain bisa melihat orang-orang yang masih hidup kita bisa melihat orang-orang yang sudah meninggal. Dengan mereka bukan saja kita bisa saling pandang tetapi juga bisa mengadakan dialog. Bagaimana kita bisa melakukan dialog dengan mereka ketika mulut kita terkatup? Tentu bukan dengan lisan yang sehari-hari kita gunakan. Bukankah Allah juga menunjukkan dalam salah satu ayatnya bahwa pada hari kebangkitan bukan lisan kita yang berbicara, tetapi tangan, kaki, dan seluruh anggota tubuh kita yang lainnya. Ini adalah isyarat bahwa ada selain lisan yang bisa kita gunakan untuk berkomunikasi pada tataran dunia yang lebih tinggi.
Alam mitsal ini, menurut para ahli (ahli sufi, Mursyid Thariqah), terbagi menjadi dua. Bagian atas lebih mencerminkan dunia spiritual yang disimbolkan dengan istilah “jabal qa” sedangkan bagian bawah lebih mencerminkan dunia material/jasmani yang disimbolkan dengan istilah “jabal sha”. Bagian atas alam mitsal ini merupakan tempat bagi mahkluk-mahkluk spiritual, seperti malaikat, untuk memanifestasikan dirinya kepada orang-orang yang berkenan masuk ke alam ini, sedangkan bagian bawahnya tempat bermanifestasinya mahkluk-mahkluk lainnya, seperti jin, barangkali tuyul, dedemit, gondoruwo dan sebagainya, dengan mana orang-orang tertentu bisa mengadakan komunikasi atau dialog.
Dari apa yang telah dijabarkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa di alam mitsal kita berdialog bukan dengan indra lahir tetapi indra batin, karena memang kita, menurut para pemikir muslim, memiliki bukan hanya panca indera lahir tetapi juga panca indera batin, yang masing-masing bisa mempunyai pengalaman yang unik. Wallahu a'lam.

Saturday, November 15, 2008

Surat Barack Obama Tentang Islam


I found the below letter from BArack Obama very interesting reading as it does shed a light on the new President's mindset in terms of how he views people. I still have a hard time believing that he will somehow shift the current trajectory of America's blatantly imperialist policies. I guess we can only wait and see.


-------------------------------------------
There has been a lot made in the recent weeks about the Muslim history
of my family. Some of the things that have been said are true, others
are false, so I am writing this letter to clear up the
misunderstandings on this issue.

Yes, it is true that I have a name that is common amongst Kenyan
Muslims where my father came from and that my middle name is Hussein.
Barack is a name which means "blessing" and Hussein is a masculine
form of the word beauty. Since there is nothing inherently wrong with
the concept of blessings from God and the beauty He creates I fail to
see the problem with these names. Some will say wouldn't it be a
problem to have a president with a name similar to the deposed and
executed former dictator of Iraq ? My answer to this is simply no;
rather it is the strength and beauty of America that the son of an
African man with a "funny sounding" name, born under British Colonial
Rule, can now be a serious candidate for the presidency of the United
States .

My father was a Muslim and although I did not know him well the
religion of my father and his family was always something I had an
interest in. This interest became more intense when my mother married
an Indonesian Muslim man and as a small child I lived in Indonesia and
attended school alongside Muslim pupils. I saw their parents dutifully
observing the daily prayers, the mothers covered in the Muslim hijab,
the atmosphere of the school change during Ramadan, and the
festiveness of the Eid celebrations.

The man my mother was married to was not particularly religious; but
he would attend the mosque on occasion, and had copies of the Quran in
different languages in the home, and books of the sayings and life of
the Prophet Muhammad. From time to time he would quote Islamic phrases
such as "no one truly believes until he wants for his brother what he
wants for himself", "oppression is worse than slaughter", and "all
humans are equal the only difference comes from our deeds".

Growing up in Hawaii with my mother and her grandparents Islam
largely escaped my mind. My mother installed in me the values of
humanism and I did not grow-up in a home were religion was taught.

It was later while I attended college at Columbia University and
Harvard Law that I became reacquainted with Muslims as both schools
had large Muslims student populations. Some of them were my friends
and many came from countries that our nation now has hostile relations
with. The background I had from my early childhood in Indonesia
helped me get to know them and learn from them and to me Muslims are
not to be looked upon as something strange. In my experiences up until
college a Muslim was no less exotic to me than a Mormon, a Jew, or a
Jehovah's Witness.

After college I settled in my adopted hometown of Chicago and lived
on the South Side and worked as a community organizer. Chicago has
one of the largest Muslim populations in America (estimated to be
around 300,000) and Muslims make-up some of the most productive
citizens in the area. I met countless numbers of Muslims in my job as
an organizer and later on in my early political career. I ate in their
homes, played with their kids, and looked at them as friends and peers
and sought their advice.

Therefore, when the tragic terrorist attacks of 9-11 occurred I was
deeply saddened with the rest of America , and I wanted justice for
the victims of this horrific attack, but I did not blame all Muslims
or the religion of Islam. From my experience I knew the good character
of most Muslims and the value that they bring to America . Many, who
did not personally know Muslims, indicted the entire religion for the
bad actions of a few; my experience taught me that this was something
foolish and unwise.

Later I had the chance to visit the homeland of my father and meet
Muslim relatives of my including my grandmother. I found that these
were people who wanted the same things out of life as people right
here in America and worked hard, strive to make a better way for
their children, and prayed to God to grant the success.

This is what I will bring to the office of the Presidency of the
United States . I will deal with Muslims from a position of
familiarity and respect and at this time in the history of our nation
that is something sorely needed.

Barack Obama

San Francisco, California , USA"

Klo mo jelasnya buka Link

Saturday, November 8, 2008

Amrozi dkk Sudah Di Eksekusi


Innalillahi wainna ilaihi roji'un....
Amrozi dkk sudah di eksekusi pada jam 00.00 Minggu, 9 November 2008. Apakah kita "puas,sedih,miris,ngeri,bahagia,marah atau malah nggak peduli" terhadap aksi eksekusi mati terhadap pengebom di hotel yang ada di Bali?...Apa serta mengapa yang membuat anda bersikap demikian? pastinya kita akan memiliki jawaban yang sangat beragam akan hal ini.

Menurut hemat penulis aksi "hukum pancung"(baca tembak mati,red)terhadap mereka bertiga kurang atau bahkan bukan ide dan jalan keluar yang terbaik, jika yang di harap pemerintah adalah supaya mereka(yang sealiran amrozi dkk)jera,maka menurut saya itu bukan penyelesaian yang tepat karena orang seperti mereka sudah terdoktrin yang sangat susah untuk bisa keluar dari jerat tersebut,langkah yang tepat menurut penulis adalah dengan mensosialisasikan ajaran yang humanis baik di sekolah-sekolah negeri maupun swasta di berbagai jenjang,pesantren dan lembaga-lembaga di masyarakat.

Karena mereka kurang memahami agama mereka secara kaffah maka dalam hal ini peranan Pesantren sangat dominan,Oleh karena itu pemerintah harus bekerja sama dengan pesantren demi mewujudkan keamanan dan keharmonisan antara warga dan negara.

Dalam hati saya bertanya-tanya, apakah dengan telah di eksekusinya Amrozi dkk maka aksi terorisme akan hilang dari bumi Indonesia?...Wallahu a'lam

Malu-maluin (Kubu McCain dan Palin Ribut)...


Ribut merebak antara kubu John McCain dan Sarah Palin. Media AS, termasuk televisi Fox dan CNN, hari Kamis (6/11) memberitakan, penyebab pertikaian antara kubu calon presiden dan wakil presiden dari Partai Republik ini antara lain Palin tidak paham bahwa Afrika adalah sebuah benua.

Palin bereaksi atas semua itu. ”Saya kecewa dengan media-media besar AS. Begitu gampang memunculkan berita, yang seharusnya dikonfirmasikan lebih dulu,” kata Palin saat mendarat di Anchorage, Alaska, Rabu malam.

Menurut The Canadian Press, Palin tidak tahu bahwa Afrika itu sebuah benua. Palin bahkan mengira Afrika adalah sebuah negara dan Afrika Selatan adalah bagian dari satu negara Afrika. Isu ini beredar di televisi Fox.

”Itu benar-benar merupakan ulah dari orang yang berpikiran sempit. Saya tidak mau berkomentar soal itu, hingga saya tahu siapa yang membocorkannya,” kata Palin kepada Fox.

Juga disebutkan, Palin tidak tahu negara mana saja yang menjadi anggota Area Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA). NAFTA adalah area perdagangan bebas yang beranggotakan Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko.

Kubu McCain menuduh The New York Times sebagai sumber dari semua informasi itu.

Setelah kalah dalam pemilu 4 November, tak satu pun pihak McCain yang mau berhubungan lagi dengan kubu Palin. Ketika sudah mengetahui kekalahan, muncul ketegangan antara kubu McCain dan Palin. Palin ingin berpidato sebelum giliran McCain mengaku kalah sekaligus menghibur para pendukung. Namun itu ditolak oleh kubu McCain, dengan alasan tidak tepat.

Hari-hari terakhir kampanye, hubungan kubu McCain dan Palin makin tegang. Kejengkelan makin memuncak ketika Palin tertipu dan menerima telepon dari Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, Minggu. Ternyata si penelepon adalah Sarkozy palsu alias pelawak Kanada bernama Sebastian Trudel Audette. ”Istri saya (Carla Bruni) mengagumi Anda,” kata Audette, yang dijawab Sarah Palin dengan mengatakan, ”Kirim peluk cium saya untuknya.”

Steve Schmidt, ahli strategi McCain, langsung mengadakan pertemuan dan menegaskan, ”Tidak boleh ada yang menyetujui percakapan telepon dari pihak luar dengan Palin tanpa sepengetahuan kubu McCain.”

Orang kepercayaan Palin, Steve Biegun, menyatakan sangat bersalah karena dia menyetujui percakapan itu tanpa memeriksa lebih dalam siapa si penelepon.

Kubu McCain juga jengkel setelah wawancara yang menghebohkan antara Palin dan Katie Couric dari televisi CBS pada 24 September. Pada wawancara itu, Palin mengatakan paham soal kebijakan luar negeri. Alasannya, dia bertetangga dengan Kanada, bahkan Rusia bisa dia lihat dari rumahnya di Alaska. Wawancara ini membuat pamor McCain-Palin hancur.

Setelah wawancara itu, kubu McCain mengatakan jengkel karena Palin tidak mau diberi saran sebelum wawancara dengan CBS berlangsung. Padahal, pemberian saran itu penting karena kubu McCain sudah kecewa karena Palin tidak tahu Afrika. Setelah terpukul dengan wawancara itu, Palin dikabarkan malah melempar kesalahan dengan menuduh kubu McCain tidak memberi masukan yang memadai.

Tuduhan boros

Tuduhan lain yang menyebar adalah Palin sangat boros menghabiskan uang milik Komite Kampanye Partai Republik. Di sebuah toko terkenal di AS, Palin pernah menghabiskan 150.000 dollar AS dalam sehari untuk membeli baju. Padahal, untuk urusan pakaian dan penampilan, kubu McCain sudah mempersiapkan segalanya. Namun, Palin dikabarkan tidak suka diatur soal pakaian dan penampilan.

The Los Angeles Times memberitakan, suami dan anak-anak Palin juga memanfaatkan uang Republik untuk membeli tas merek Louis Vuitton dan sepatu bermerek serta berharga mahal untuk suaminya. Kepada Newsweek, kubu McCain mengatakan barang-barang keperluan pribadi untuk keluarga Palin itu dibelikan donor pengagum Palin.

Atas ulahnya itu, Palin dijadikan kambing hitam sebagai salah satu penyebab kekalahan Republik. ”Saya mengagumi McCain, hubungan kami tetap baik. Namun, jika saya telah menyebabkan kekalahan, saya meminta maaf,” kata Palin.

Dia mengatakan, ”Saya baik- baik saja. Tidak ada rasa sakit hati dan kecewa. Ini politik, ada hal- hal sulit sekaligus menyenangkan, tetapi semuanya baik-baik saja,” kata Palin kepada wartawan di Anchorage.

Sunday, November 2, 2008

Bush Tidak Punya Teman


KOMPAS: Tidak pernah atau jarang seorang presiden dijauhi pihak lain. Namun, hal inilah yang terjadi pada Presiden Amerika Serikat George Walker Bush. Setiap orang bangga dengan kehadiran seorang presiden walau sudah tidak menjabat. Pernah terjadi Jimmy Carter dijauhi, tetapi itu hanya sebentar. Sekarang setiap orang, bahkan dari Partai Republik, menjauhi Bush.

Bahkan, saat konvensi Partai Republik di St Paul, kehadiran Bush tidak dikehendaki. Beruntung Bush punya alasan pergi ke Houston, Texas, untuk mengawasi korban topan Gustaf. Popularitas Bush, yang terrendah sepanjang sejarah, membuat Partai Republik juga tidak merasa nyaman.

”Bush tidak lagi menjadi lame- duck, Bush adalah orang yang paling loyo sekarang ini,” kata Profesor Carole Simpson kepada wartawan Indonesia di Boston, AS, pekan ini.

Anggota DPR AS dari Partai Republik Arizona, John Shadeqq, juga mengatakan bahwa keadaan sekarang tidak menguntungkan negara.

Namun, Simpson mengatakan bahwa semua itu terjadi karena perangai Bush sendiri, yang pernah didepak oleh istrinya, Laura, karena berperangai buruk.

Keadaan ekonomi yang buruk, isu Irak yang mengecewakan warga AS, serta kroniisme yang dilakukan Bush di Gedung Putih membuat Republik menjauh. Perangai Bush seperti cowboy Texas juga turut membuat Republik menjauhinya.

John McCain sendiri, yang menjadi capres Republik, juga mengatakan dirinya sebagai maverick, orang yang lain dari partainya sendiri. Bahkan, McCain mengatakan, dia bukanlah George W Bush, sebuah pernyataan yang membuatnya jelas menjaga jaga jarak dari Presiden Bush

Friday, October 31, 2008

Reptil Prasejarah Masih Berkembang Biak di Selandia Baru


WELLINGTON, JUMAT - Spesies reptil langka yang hidup sejak zaman dinosaurus ternyata masih bertahan hidup dan berkembang biak dengan baik di Selandia Baru. Reptil yang disebut tuatara (Sphenodon sp.)tersebut sebelumnya diperkirakan telah punah karena tak pernah terlihat lagi di alam sejak 200 tahun terakhir.

Secara kebetulan, staf di Kaori Wildlife Sanctuary, Wellington menemukannya di kawasan konservasi alam tersebut, Jumat (31/10), saat melakukan perawatan rutin. Ia menemukan empat butir telur tuatara yang masing-masing sebesar bola pingpong dan khas dengan warna putih serta cangkang keras.

"Sarang tersebut ditemukan tanpa sengaja dan bukti konkrit pertama bahwa tuatara kami berkembang biak," ujar Rouen Epson, manajer konservasi Karori Wildlife Sanctuary. Telur-telur tersebut langsung dikembalikan ke tempatnya dan jika tidak terganggu diperkirakan menetas paling lambat Maret tahun depan.

Di sarang tersebut mungkin akan terdapat telur lebih banyak karena biasanya seekor tutara bertelur 10 ekor. Hal tersebut juga merupakan indikasi kemungkinan sarang tuatara lainnya di kawasan tersebut.

Tuatara yang sosoknya mirip iguana sehingga disebut naga dapat tumbuh hingga sepanjang 80 centimeter. Giignya sangat khas dengan dua deret gigi di mulut bagian atas dan satu deret di bagian bawah yang saling melengkapi.

Di bagian atas kepalanya terdapat "mata ketiga" berupa kelenjar pineal yang membuatnya sesitif terhadap rangsangan cahaya. Namun, kelenjar yang terbungkus kulit warana putih ini berangsur hilang begitu tuatara tumbuh dewasa.

Tuatara merupakan satu-satunya spesies yang masih hidup sejak muncul di zaman dinosaurus 225 juta tahun lalu sehingga disebut fosil hidup. Hewan asli Selandia Baru itu terus berkurang dan nyaris punah di tiga pulau utama di Selandia Baru sejak masuknya hewan pendatang seperti tikus dan sejenisnya. Populasinya hanya tersisa di 32 pulau kecil yang bebas dari predator alaminya.

Sebanyak 70 ekor tuatara dilepaskan ke Karori Wildlife Sanctuary pada tahun 2005 diikuti 130 ekor lainnya pada tahun 2007. Kawasan konservasi seluas 29 hektare yang ada di tengah Kota Wellington itu merupakan pusat pelestarian burung, serangga, dan spesies lainnya.

Sunday, October 19, 2008

Pada Sehelai Batik Cirebon


Ada falsafah dalam goresan demi goresan ornamennya.

Kain sepanjang 9x2 meter itu berlukiskan wayang yang bertutur tentang cerita Babad Alas Wanamarta. Ada ciri khas mega mendung dan wadasan pada lukisan yang didominasi dengan warna biru, cokelat, dan merah muda tersebut. Di atas bentangan kain itu, terpampang piagam dari Museum Rekor Indonesia yang menganugerahkan pada pembuat kain, Katura AR, karena berhasil membuat batik tulis dengan cerita wayang terbesar.


Torehan prestasi Katura, seorang perajin dan tokoh batik cirebon, itu sekaligus mengungkap kekayaan batik di kota yang terletak di kawasan pesisir Laut Jawa ini.Kekayaan yang telah terkuak sejak abad ke-15 ketika para pemimpin di negeri ini telah mengenakan batik sebagai busana mereka.Tak sekadar batik, ada keistimewaan di balik goresan malam (cairan untuk membatik) dari para perajinnya. Seperti diungkap Ratu Raja Arimbi Nurtina, adik Sultan Kanoman, pola pembatikan pada batik cirebon hadir lebih halus dengan goresan tinta malam yang lebih tipis dan kecil-kecil. Berbeda dengan torehan tinta pada batik daerah lain yang terasa lebih tebal.

Jenis batik cirebon sendiri terbagi menjadi batik keraton dan pesisir. Batik keraton didominasi dengan warna klasik yang redup, sedangkan batik pesisir mirip batik pekalongan yang meriah dengan warna-warna cerah.Sedangkan motifnya tampil lebih beragam dengan keunikan dari tampilan hewan laut, darat, dan udara, serta flora.Namun, yang terpenting adalah batik cirebon menghadirkan falsafah pada helai demi helainya untuk menyampaikan pesan moral di dalamnya. Sebutlah seperti motif 'naga uta-uta' yang memberikan pesan agar terus menjaga agar tidak sampai rakus.

Sayangnya, tatkala kembali disandingkan dengan batik daerah lain untuk urusan pamor, batik cirebon justru bak tenggelam. Gaungnya tak kencang terdengar. Arimbi memberikan alasan sendiri tentang ini. ''Ini karena ada unggah ungguh (tata krama). Orang Cirebon tidak berani kalau belum ada izin dari keraton,'' ujarnya.Apalagi, pihak keraton tidak mengeluarkan motif asli keraton. Buntutnya, banyak motif yang dengan seenaknya dibuat sendiri oleh para perajin. Ini pula yang terjadi pada motif mega mendung. Sebenarnya, demi menjaga nilai-nilai falsafah, motif mega mendung tidak dikeluarkan.

Terlebih, falsafah tinggi mega mendung yang dibuat terputus dengan pemaknaan agar jangan sampai terputus hubungan dengan Sang Pencipta itu justru hadir berbeda ketika beredar di pasaran.Katura, tokoh batik cirebon, punya analisis berbeda. Untuk dia, batik cirebon yang terkesan mati suri itu lantaran minimnya inovasi dan tidak adanya pengusaha besar yang mendukung perkembangan batik ini. ''Kondisi ini berbeda dengan Pekalongan yang didukung oleh pengusaha-pengusaha besar,'' ujarnya.

Sabtu pagi (18/10), Pasar Kanoman, Cirebon, telah sesak dengan pedagang. Becak-becak yang berjalan seenaknya dan parkir sembarangan pun kian memantapkan pemandangan semrawut itu. Aroma khas pasar lantas menyengat hidung.
Setelah berjalan sekitar 100 meter dari atmosfer ruwet itu, kita akan menemui keleluasaan yang menyejukkan. Rasa tenang dari kelapangan keraton seluas lima hektare, Keraton Kanoman.

Hari itu, di salah satu sudutnya, tampak keriuhan yang berbeda. Sekitar 20 orang perempuan dan laki-laki tengah sibuk menorehkan goresan malam di atas kain. Inilah kegiatan berbeda Keraton Kanoman yang telah berlangsung hampir dua bulan lalu.
Dengan bantuan dana dari BRI lewat program kartu kreditnya yang menyisihkan 0,2 persen dari tiap transaksi, Keraton Kanoman Cirebon pun bangkit untuk melestarikan batik khas warisan budaya leluhur.

Sekitar 10 orang dari keluarga tidak mampu, beberapa anak putus sekolah, dan empat orang yang memang berbakat tampak diawasi oleh Arimbi yang juga menjadi direktur Pusat Pelatihan Batik Keraton Kanoman.Sebelumnya, kepiawaian mereka itu telah dipertontonkan ketika diadakan acara gala dinner peluncuran secara resmi pelatihan batik Keraton Kanoman yang merupakan kerja sama Brains & Co dan BRI itu.

Kesungguhan serupa pun kembali tampak setidaknya dari ketekunan Romlah (67 tahun) yang terlihat bangga memamerkan hasil karyanya. Dengan bantuan kacamatanya yang tebal, Romlah perlahan memainkan cantingnya. Tampaknya, batik menjadi gairah tersendiri untuk nenek yang mengaku anak dan cucunya tidak ada yang tertarik untuk belajar membatik. Semangat serupa itu pula yang membuat dia rela buru-buru mengikuti pelatihan meski telah tertinggal dua hari dari teman-temannya yang lain.

Setelah mahir, keinginannya pun sederhana saja. ''Saya ingin ikut Ibu Arimbi kalau terpakai. Tapi, tidak tahu kalau yang dipilih yang muda-muda,'' ujarnya.William Kwan dari Perkumpulan Nurani Budaya, lembaga yang turut menghimpun para perajin tersebut, mengungkap pelatihan ini kelak dapat membantu meningkatkan keterampilan, pengetahuan, serta sikap profesionalisme para peserta agar mereka dapat menghidupi diri sendiri.Dan, semangat dan tekad juga yang membangkitkan harapan agar nantinya batik cirebon tak hanya lestari, tetapi juga berkembang. Seperti tekad Katura yang berniat terus mengembangkan batik cirebon, ''Hingga tetes malam yang terakhir.'' neh

Toast, Sampanye Halal Bagi Muslim


Rumah Sampanye, produsen minuman khusus berakohol Sampanye, di Paris mencoba minuman jenis non alkohol mereka pada publik, minuman yang khusus dibuat untuk para Muslim taat yang juga ingin merayakan dengan sumbatan botol melesat.

Minuman itu terbuat dari anggur, berbusa, dan menurut klaim Rumah Sampanye, tidak ada acara spesial yang lengkap tanpa Cham'alal--begitu nama minuman tersebut.

Diluncurkan pada September bertepatan dengan bulan suci Ramadan tahun ini, minuman itu membuktikan keberadaannya di negara tanah air Sampanye tersebut.


Versi minuman bergelembung halal tersebut dijual dengan harga sekitar 60 euro per botol di beberapa restoran, namun harga bisa jauh lebih murah di supermarket

Rachid Gacem, sang pencipta mengatakan jika ia memperhatikan ada celah di dalam pasar. "Ketika saya datang ke pesta dan orang minum alkohol seperti sampanye, mereka selalu menawarkan jika saya menginginkan segelas. Tapi saya tidak minum," tutur Richard seperti yang dikutip oleh situs Independent Television News, (itn.com) Sabtu (18/10).

"Padahal saya ingin menjadi bagian dari pesta. Saya ingin minum sesuatu yang seperti Sampanye namun bukan Sampanye," imbuh Richard. Dari ide itu lah Cham'alal kemudian tercipta.

Richard mengatakan jika para Muslim kini bisa seperti warga Perancis lain, membuka sumbat botol Cham'alal, yang akan melesat keluar diikuti gelembung minuman didalam, seraya menikmati pesta dengan bersulang. Ia menambahkan jika minuman itu akan dipasarkan mendunia segera.

Menanggapi minuman tersebut, tak semua Muslim lantas setuju. Beberapa di antara pemeluk Islam mempertanyakan bahkan meragukan kandungan isi Cham'alal. Seperti komentar-komentar di situs berita online yang menulis peluncuran Cham'alal, yang salah satu komentar berbunyi, "Apakah itu benar-benar minuman anggur berkabonasi?"./it

Friday, October 17, 2008

Aku Tidak Mau Masuk Surga


Digelapnya malam, didalam redupnya sinar lampu kamar

seorang anak kecil berusia sekitar 5thn berdoa dengan sangat khusyuknya

Para malaikat yang sedang menatap kumpulan doa dari para manusia tersentuh…apa gerangan yang mahluk kecil itu inginkan, maka sang malaikat menghampirinya

Anak kecil itu terkejut…

apa dia ada salah sehingga malaikat itu sendiri yang menghampirinya untuk menegur?

atau

apa doa yang dia panjatkan terlalu berlebihan, sehingga malaikat memintanya untuk menghentikan panjatan doa2 itu..

Anak kecil itu lebih terkejut lagi, ketika sang malaikat mengajaknya bertanya tentang doanya

“Apa gerangan yang engkau inginkan wahai mahluk kecil hamba Allah?”

“Apa gerangan yang membuatmu memantapkan doamu ditengah malam ini, disaat mahluk seusiamu sudah berpadu dengan alam mimpi?, tanya sang malaikat dengan lembut

Anak kecil itu terdiam..belum pernah sebelumnya ia bertemu dengan malaikat, memimpikannya bahkan tidak.

“aku…aku lagi berdoa”, jawab anak itu

malaikat itu menatap mata yang memancarkan sinar keluguan dari sang anak

“Aku..sedang berdoa kepada Tuhan, agar aku tidak dimasukkan ke surga”, lanjut anak itu

“Kenapa engkau tidak ingin masuk surga wahai mahluk yang masih bersih dari dosa? engkau bisa memiliki segalanya disitu..mainan yang tak terbatas , kue kue lezat yang bisa kau makan setiap waktu, semua keinginan mu akan ada disitu”, cakap sang malaikat

“Tapi disitu pasti tidak ada Mama dan Papa…………..”, isak sang anak kecil

“Kata buku agama, yang bisa masuk surga hanya orang yang rajin beramal, rajin membantu sesama , yang baik hati”, lanjut sang anak kecil

“Mama tidak pernah mau membantu orang lain, pengemis dijalanan pun ia tepis dengan kakinya………”

“sedangkan papa, dia memang rajin beramal, tapi hanya ketika amal itu bisa dipamerkan ke orang…”

“Mereka berdua memang baik hati, tapi hanya kepada aku, tidak kepada orang lain”

“Aku sayang mama dan papa, tapi aku ga mau menjadi anak baik, dan berada di surga sendirian, tanpa mama dan papa”

Sang malaikat mendengarkan penjelasan sang anak dengan seksama…entah darimana pemikiran seperti itu bisa muncul dari tubuh mungil seorang anak yang bahkan membaca pun belum lancar

“wahai mahluk kecil yang dicintai setiap orang yang melihatmu, disurga nanti, mungkin memang tidak akan ada mama dan papamu , “,

“tapi, jika kamu ada disitu, kamu bisa berdoa untuk menarik mama dan papamu kedalamnya, sehingga kamu tidak akan sendiri lagi”

“tapi jika kamu memilih berada disisi lainnya, maka sesungguhnya kamu dan mama papa mu, akan tetap kekal didalamnya”

“Apakah kamu mengingkan hal itu? wahai mahluk kecil?” jawab sang malaikat

Anak kecil itu terdiam

“Apa aku bisa menarik mama dan papa kedalam surga kelak wahai malaikatku sayang?”, tanyanya untuk memastikan

“Hanya jika kamu menjadi anak baik, shaleh , berbakti kepada orangtuamu, Kelak, semua itu bisa kau lakukan, jika Tuhan menghendaki”, jawab sang malaikat dengan lembut

“Baiklah…aku akan jadi anak baik , shaleh, dan berbakti kepada orangtua”, lanjut si anak kecil

kemudian anak kecil itu kembali berdoa, lebih khusyuk dari sebelumnya

sang malaikat tersenyum, dan kembali bertanya

“Sekarang, doa apalagi yang engkau panjatkan wahai mahluk dengan sejuta doa?”

“Aku sedang berdoa, semoga Tuhan tidak jadi mengabulkan permintaanku sebelumnya , dan memasukkan aku kedalam surga”,Jawab sang anak kecil dengan senyum

- by: RiRi -

Tuesday, October 14, 2008

Amerika Hancur


WASHINGTON, SELASA — Krisis ekonomi yang melanda AS telah memicu banyak orang berpikiran pendek. Beberapa di antaranya memilih bunuh diri untuk mengatasi masalahnya.

Kasus terbaru paling menggemparkan ketika seorang menejer keuangan di California membunuh enam angota keluarganya lalu bunuh diri karena stres tak kunjung mendapatkan pekerjaan, pekan lalu. Kasus lain, seorang janda berusia 90 tahun menembak dadanya sendiri saat petugas datang untuk menyita rumah yang telah ia tempati selama 38 tahun.


Di Massachusetts, seorang ibu rumah tangga mengirimkan pesan kepada sebuah perusahaan hipotek: "Jika saat ini Anda menyita rumahku, saya akan mati." Wanita bernama Carlene Balderrama itu kemudian menembak dirinya hingga tewas. Ia meninggalkan sebuah polis asuransi dan pesan bunuh diri di atas meja. Switchboard Miami mencatat terdapat lebih dari 500 permintaan sita tahun ini.

Kini, Pemerintah AS cemas krisis keuangan akan meningkatkan aksi kekerasan dan bunuh diri. Karena itu, pemerintah meminta warga yang mengalami masalah segera meminta bantuan. Di beberapa tempat, seperti dilaporkan CNN, Selasa (14/10), hotline kesehatan mental dibanjiri pelanggan. Pelanggan layanan jasa konseling juga meningkat.

"Saya mendengar banyak orang mengatakan ini (krisis) paling mencemaskan setelah 9/11 (serangan teroris di WTC menewaskan 3.000 orang)," kata Pendeta Canon Ann Malonee dari Trinity Church di New York.

Ketika tidak ada lagi tempat mengadu, banyak orang menelepon hotline pencegahan bunuh diri. Sebuah hotline pencegahan bunuh diri, Samaritans New York, mencatat ada peningkatan penelepon sebanyak 16 persen dibandingkan tahun lalu. Banyak di antaranya karena kasus ekonomi. "Banyak orang mengadu kepada kami, mereka kehilangan segalanya. Mereka kehilangan rumah mereka, mereka kehilangan pekerjaan," kata Virginia Cervasio, direktur eksekutif pusat pencegahan bunuh diri di Lee County, Florida tenggara.

Sunday, September 21, 2008

Khariqul `Adah


NU (Nahdlatul Ulama) adalah gudang kiai berperilaku eksentrik. Istilah populer untuk eksentrisitas di kalangan pesantren adalah khariqul `adah, sebuah kata dari bahasa Arab yang berarti "di luar kebiasaan". K.H. Abdurrahman Wahid, bekas Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, memakai istilah khariqul `adah untuk dua pengertian: yang substantif dan yang permukaan (kulit). Gus Dur, begitu panggilan akrab kiai yang kini menjadi mantan presiden itu, pernah memakai istilah tadi untuk menggambarkan kenyentrikan almarhum Gus Mik (Kiai Hamim Jazuli), seorang ulama masyhur dari Pesantren Alfalah Ploso, Kediri.

Gus Mik dianggap oleh banyak orang memiliki kemampuan supranatural. Banyak kesaktian ditempelkan pada reputasinya. Banyak orang yang rela antre berlama-lama untuk bisa bertemu dengan Gus Mik dengan berbagai pamrih: ingin banyak rezeki, mau naik pangkat, menyembuhkan penyakit, sampai hajat untuk memperoleh nama untuk bayi yang baru lahir. Semuanya—dipercaya oleh para pengagumnya—bisa dibantu oleh Gus Mik. Kemampuan supranatural itu, dalam istilah eskatologi pesantren, dinamakan khariqul `adah. Kalangan awam memandang kemampuan semacam itu sebagai suatu keanehan.

Namun, di mata Gus Dur, kenyentrikan Gus Mik terletak pada kearifannya yang telah menembus batasan agama. Melalui transendensi keimanannya, ia tidak lagi melihat kesalahan pada keyakinan orang beragama atau berkepercayaan lain. Contohnya, Gus Mik bersikap membimbing kepada Ayu Wedhayanti, seorang Hindu yang kini telah berpindah hati ke Islam, seperti yang dilakukannya terhadap Machica Mochtar, penyanyi asal Ujungpandang yang muslim.

Kenyentrikan lain kiai yang memiliki citra rasa terhadap berbagai macam kopi itu telah menembus rambu-rambu baik dan buruk di mata kebanyakan manusia. Gus Mik, karena itu, tidak segan melepas jubah kekiaiannya dan bercengkerama dengan para penikmat hiburan malam di diskotek, klub malam, bar, dan coffee shop. Ibarat kata, di mata Gus Mik, seorang bajingan dan seorang suci adalah sama: manusia. Dan manusia memiliki potensi untuk memperbaiki diri.

"Kerinduannya kepada realisasi potensi kebaikan pada diri manusia inilah yang menurut saya menjadikan Gus Mik supranatural," kata Gus Dur dalam buku Gus Dur Menjawab Tantangan Zaman, terbitan Kompas, Jakarta, 1999.

Kiai-kiai yang nyentrik dengan dua pengertian itu memang bertebaran di NU, sebuah organisasi keagamaan yang berbasis kultural di pesantren tradisional. Tapi, tak pelak, cerita yang harum beredar di masyarakat adalah kenyentrikan yang bersifat permukaan. Bisa jadi karena hal permukaan itu yang memang mudah dilihat dan karenanya menjadi cerita eksotis bagi orang kebanyakan. Cerita-cerita supranatural itu banyak beredar dari mulut ke mulut, sementara kearifan para kiai nyentrik kurang memperoleh catatan yang memadai. Bisa jadi karena tradisi penulisan sejarah kurang memberikan pendekatan dari segi substansi. Atau, bisa jadi karena para kiai nyentrik itu cenderung hidup di luar pagar resmi organisasi.

Para kiai yang mengundang pesona eksotisme itu hadir sejak awal sejarah NU hingga kini. K.H. Muhammad Kholil (1835-1925), pendiri pesantren yang kini bernama Syaikhona I di Desa Kademangan, Bangkalan, misalnya. Kiai yang dianggap moyang para kiai supanatural itu memiliki kisah mistis-simbolis berkaitan dengan sejarah pembentukan NU. Guru para kiai besar di Jawa itulah yang menjadi penginspirasi pembentukan NU lewat isyarat penyerahan sebatang tongkat pada 1924, dan sebuah tasbih setahun kemudian, yang dikirim lewat Kiai As'ad Syamsul Arifin, pendiri Pesantren Asembagus, Situbondo, kepada K.H. Hasyim Asy'ari, murid Kiai Kholil yang kemudian terkenal sebagai pendiri NU.

Kenyentrikan Kiai Kholil tampak sejak muda. Ketika belajar di Pesantren Langitan. Tuban, Kholil pernah membuat terpana Kiai Muhammad Noer, gurunya. Suatu hari Kholil ikut salat berjamaah yang diimami Kiai Noer. Di tengah salat, Kholil tertawa terbahak-bahak—sesuatu yang bisa membatalkan salat. Usai salat, Kiai Noer menanyakan alasan Kholil tertawa. "Maaf, kiai. Ketika salat tadi, saya melihat kiai sedang mengaduk-aduk nasi di bakul. Karena itu saya tertawa," kata Kholil seperti ditulis dalam buku Biografi dan Karomah Kiai Kholil Bangkalan terbitan Pustaka Ciganjur, 1999. Santri muda itu tampaknya bisa membaca pikiran orang. Seperti yang diakui Kiai Noer, memang ketika salat, dia yang sedang lapar membayangkan terus nasi di benaknya.

K.H. Abdul Wahab Abdullah (1888-1971), murid Kiai Kholil yang kemudian menjadi pengasuh Pesantren Tambakberas, Jombang, juga ketularan kelebihan gurunya. Salah seorang pendiri NU itu mempunyai andil dalam pencarian nama NU. Caranya pun lewat jalan spiritual. Konon, sebelum penentuan pilihan dari sejumlah nama, Kiai Wahab melakukan istikharah, salat untuk menentukan pilihan. Dalam suatu penglihatan mata batin, Kiai Wahab bertemu Sunan Ampel, seorang wali Jawa Timur, yang memberi blangkon dan sapu bulu ayam bergagang panjang. Tak jelas apa arti simbol itu. Tapi, menurut Hasib Wahab, anaknya, dalam penglihatan itulah Kiai Wahab memperoleh keputusan untuk menamakan organisasi kaum ulama tradisional itu dengan nama NU.

Kiai Wahab, yang sewaktu muda dijuluki macan oleh Kiai Kholil, Bangkalan, itu dalam sejarahnya selain jago berdebat politik juga dikenal sebagai pendekar silat. Ada cerita, suatu waktu di Desa Tambakberas berlangsung pertandingan pencak silat. Semua jago silat di Jawa Timur konon turun gelanggang. Salah satu jagoannya, Djojo Rebo, dikenal kebal. Ketika hampir semua pendekar takluk, Djojo Rebo melihat kehadiran Kiai Wahab hanya sebagai penonton. Padahal, Gus Dul, begitu panggilan akrab Kiai Wahab, dikenal jago silat.

Djojo Rebo pun menantangnya. "Gus Dul, ayo turun kemari. Keluarkan seluruh ajimat yang kamu bawa dari Mekkah. Ayo kita bertarung," kata Djojo Rebo. Kiai Wahab, yang baru saja pulang dari Tanah Suci untuk belajar agama, itu tak bisa menolak tantangan. Akhirnya Kiai Wahab turun juga. Tapi jurusnya unik: ia hanya berdiri mematung dengan sorot mata memandang ke mata Djojo Rebo. Tiba-tiba tubuh Djojo Rebo terempas dan melayang bagai kapas hingga jatuh ke tanah.

Kelebihan Gus Mik terasa lebih hidup karena masih banyak kesaksian segar yang bisa dikumpulkan, termasuk dari anak-anaknya. Gus Sabut Pranoto Projo menyimpan kisah tentang kemampuan pecah diri (bi-lokasi) Gus Mik. Ketika Kiai Romly, pendiri Pesantren Darul Ulum, Jombang, dan seorang mursyid tarekat meninggal dunia, keluarga Kiai Akhmad Jazuli, ayah Gus Mik, datang melayat. Menjelang berangkat, Gus Mik kecil menolak ajakan untuk melayat ke Jombang dan memilih tinggal di rumah. Tapi, setelah keluarga itu tiba di rumah duka, Gus Mik telah berada di tempat yang sama. Lebih mengherankan lagi, keluarga Kiai Romly menyaksikan bahwa Gus Mik telah menemani almarhum sejak seminggu sebelum Kiai Romly wafat.

Kisah-kisah supranatural bertebaran di kalangan NU. Salah satu faktornya karena sebagian kiai nahdliyin menjalankan tradisi sufisme. Di lingkungan NU, seperti kata doktor sejarah dan kebudayan Andree Fellard dalam buku NU vis-à-vis Negara, para kiai yang tergabung dalam tarekat memiliki pengaruh yang paling kokoh terhadap masyarakat luas di pesantren ataupun di luar wilayah desanya. Pengaruh yang mereka dapatkan datang dari kepercayaan masyarakat terhadap bakat supranatural yang dimiliki kiai: sebagai penyembuh, pengusir makhluk halus, dan sebagai penasihat rumah tangga. Ketersohoran kiai tarekat telah turut mengimbangi memudarnya otoritas ulama dan ahli fikih yang pernah berpindah ke tangan birokrasi.

Kiai dengan kelebihan supranatural masih hadir hingga masa menjelang pergantian abad ke-21. Lora Kholil, 31 tahun, adalah kiai muda yang memiliki percikan khoriqul `adah di masa kini. Pamor lulusan Universitas Ainus Syams, Saudi Arabia, itu amat kondang di Situbondo. Bukan hanya karena pengaruh nama besar K.H. As'ad Syamsul `Arifin, ayahanda dan pendiri Pesantren Asembagus, Situbondo, tetapi dia sendiri memiliki aura kewibawaan. Berbadan ceking, selalu bersarung dengan surban putih, pengasuh Pesantren Walisongo, Situbondo, itu berhasil "menaklukkan" ribuan anak jalanan (preman) pada awal 1990-an.

Dalam konteks masyarakat tradisional feodal, ketertarikan kepada dunia supranatural adalah keniscayaan. Penjelasan supranatural yang cenderung irasional dan dogmatis, untuk banyak hal, juga sering dikemukakan sebagai cara pemitosan seorang tokoh untuk memperoleh legitimasi kepemimpinan. Tapi, seiring perubahan zaman, akankah tradisi itu bertahan? Dan daftar pertanyaan bisa lebih panjang serta penting: bisakah penjelasan "yang tidak jelas" memuaskan daya kritis masyarakat yang menuntut demokratisasi, transparansi, egalitarianisme, dan meritokrasi?

Pertanyaan-pertanyaan seperti menjadi lebih penting lagi mengingat gelombang perubahan akibat modernisasi telah menyapa kalangan NU. Kini, dari kalangan nahdliyin, generasi baru muncul. Gus Dur adalah tipe pembaru, yang disebut oleh ahli masalah Islam Indonesia, Greg Barton, digolongkan sebagai cendekiawan muslim neomodernis.

Dari sayap lain, K.H. Ahmad Mustofa Bisri dari Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang, memilih untuk tidak memiliki kelebihan supranatural dengan menekankan tasawuf pada aspek akhlak dan pengolahan interioritas batin. Toh, kekuatan supranatural bisa dipelajari setiap orang (lihat juga: Mukjizat, Mata Ketiga, dan Sains). Juga K.H. Habib Luthfi, seorang ulama tasawuf yang lebih suka menebarkan pesona musikal. Menyikapi kenyentrikan kiai, Gus Dur memberikan contoh terbaik: mengagumi yang substansi daripada yang permukaan.

Ketika Pengikut Tarekat Bicara Korupsi


TEMPO, Puluhan ulama, ratusan santri, dan ribuan kaum muslimin—tua, muda, anak-anak, lelaki dan perempuan—tumplek di Masjid Agung Pekalongan. Mereka bahkan meluber sampai ke halaman dan jalan-jalan di sekitarnya. Malam itu, Sabtu dua pekan lalu, begitu salat isya usai, gumam zikir bergema di seantero masjid.

Istigasah akbar yang digelar menyambut Muktamar X Jam'iyah Ahli Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyah (himpunan penganut tarekat "resmi" Nahdlatul Ulama), minggu terakhir Maret lalu, itu diawali dengan membaca manakib alias biografi Rasulullah SAW, Simthud Durar (Untaian Mutiara). Suasana menjadi lebih religius begitu KH Muhaiminan Gunardo, pimpinan Pesantren Bambu Runcing, Temanggung, tampil membaca Al-Fatihah.

Sedu-sedan dan isak tangis mengharap rahmat dan berkah Allah SWT terdengar ketika Habib Luthfi bin Yahya memandu istigasah dengan serangkaian doa dan wirid. Dan ketika pimpinan tertinggi Jam'iyah itu membaca lailaha ilallah dengan suara baritonnya, jantung Kota Pekalongan itu menjelma menjadi majelis zikir sufi seperti di abad pertengahan di Irak, Iran, atau Asia Tengah. Sejumlah besar jemaah tampak mengalami ekstase. Mereka menggoyang-goyangkan kepala ke kiri dan kanan mengikuti irama zikir, kian lama kian cepat. Sembari melafalkan kalimat tauhid itu, mereka tersedu sesenggukan. Air mata meleleh.

Setelah estafet doa dibawakan oleh 12 kiai sepuh, jemaah kembali histeris manakala Habib Husein Alatas dari Cirebon memanjatkan doa dalam bahasa Jawa, dengan suara keras bernada tinggi dan kalimat yang dipanjang-panjangkan: "Ya Allah, kiranya segeralah turunkan rahmat-Mu kepada bangsa ini yang senantiasa dilanda musibah, bencana, dan pertikaian tiada henti.…"

Berdiri pada 1957 di Pesantren Tegalrejo, Magelang, federasi 45 aliran tarekat ini semula bernama Jam'iyah Ahli Thariqah al-Mu'tabarah. Pada 1970-an, ada upaya menyeret Jam'iyah ke bawah payung Golkar dan mengubah namanya menjadi Jam'iyah Ahli Thariqah al-Mu'tabarah al-Indonesiyah. Untuk menghimpun kembali penganut tarekat yang berafiliasi kepada NU, dalam muktamar V tahun 1984 di Pesantren Nurul Qadim, Probolinggo, diputuskan menyempurnakan nama federasi tersebut menjadi Jam'iyah Ahli Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyah.

Muktamar selama sepekan ini makan biaya tak kurang dari Rp 7 miliar, sebagian besar terdiri dari sumbangan in natura bermacam bahan makanan, jasa pemondokan, dan alat transportasi.

Berbeda dengan muktamar sebelumnya, kali ini yang dibahas tak semata masalah tarekat—metode kesufian untuk membersihkan rohani sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah. "Sesuai dengan temanya—reaktualisasi ajaran tarekat untuk membantu menyelesaikan persoalan bangsa dan negara—muktamar ingin kembali mendekatkan ulama dan umara alias birokrat," kata KH Chabib Thoha, ketua panitia muktamar, penganut tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah.

Meski begitu, Habib Luthfi—terpilih kembali sebagai rais am idarah aliyah (ketua umum dewan tertinggi)—menolak kesan bahwa muktamar itu bernuansa politik. "Begitu thoriqoh dibawa ke pentas politik, ya, bubar," kata ulama karismatik yang gemar menikmati musik klasik dan mahir memainkan organ itu. Ia adalah mursyid beberapa tarekat seperti Syadziliyah, Alawiyah, Qadiriyah, Naqsyabandiyah, Sathariyah, Tijaniyah, dan Ghazaliyah.

Menurut dia, tarekat membimbing para murid (pengikut) untuk senantiasa mensucikan rohani agar lebih lempang dalam mendekatkan diri kepada Allah. "Kalau kaum tarekat ingin membantu menyelesaikan masalah bangsa dan negara, hal itu semata-mata melaksanakan ujaran para ulama, hubbul wathan minal iman (cinta tanah air sebagian dari iman)," katanya sembari menyeruput kopi Loewak dan menyedot rokok kretek.

Selama ini, tarekat memang dipersepsikan sebagai amalan ibadah para kiai, setidaknya orang-orang tua, yang menjauhi keduniawian. Maka, masih relevankah metode kesufian ini di zaman modern seperti sekarang, ketika berbagai aspek kehidupan cenderung materialistis dan orang semakin individualistis? "Justru orang modern sekarang ini, yang jiwanya kebanyakan kering, yang mengalami frustrasi dan menderita depresi, sesungguhnya sangat membutuhkan tarekat," ujar Habib Luthfi, yang memimpin sekitar 30 juta penganut tarekat itu.

Menurut dia, upaya membersihkan rohani itu mulai dari wudu—yang berimbas pada kesucian pancaindra dan segenap anggota tubuh—sampai dengan menunaikan berbagai kewajiban syariat. Termasuk salat wajib dan sunah, terutama tahajud, serta bermacam-macam doa, zikir, dan wirid. Juga ibadah muamalah (kemasyarakatan) serta kualitas perilaku luhur: santun, tak mudah marah, suka menolong dan memaafkan, tawadu alias rendah hati.

"Jika jiwa-raga sudah suci, diharapkan perilaku seorang mukmin bisa lebih baik. Dengan menyandang akhlaqul karimah alias budi pekerti luhur, seorang mukmin diharapkan tampil sebagai pribadi berkualitas yang bermanfaat bagi masyarakat, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW. Termasuk cinta tanah air, yang mewajibkannya untuk tidak merusak atau menelantarkan negara dan bangsa," ia menambahkan.

Bisa dimaklumi jika dalam kata sambutannya pada pembukaan muktamar, Minggu pagi, di halaman Pendopo Kabupaten Pekalongan di Kajen—25 kilometer sebelah selatan Pekalongan—secara khusus ia menekankan pentingnya menjalin hubungan antara ulama tarekat sebagai suri tauladan dan umara. Ia juga tak lupa mendoakan pemerintah agar mampu meningkatkan martabat bangsa.

Walhasil, ada kesan kuat muktamar kali ini bermaksud mengingatkan pentingnya kesalehan sosial di samping tetap memelihara kesalehan personal. Maka, gayung pun bersambut. Dalam kata sambutannya sebelum membuka muktamar dengan menabuh beduk, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak para ulama tarekat—yang ia sebut sebagai "insan kamil"—untuk membantu memberantas korupsi dan kemaksiatan lainnya.

Mendengar pernyataan itu, malam harinya, dalam dialog dengan Jaksa Agung Abdurrahman Saleh di Pendopo (lama) Kabupaten Pekalongan, beberapa muktamirin mendesak agar para koruptor dihukum mati. Desakan itu tak ayal bikin Jaksa Agung terperangah. "Semula saya mengira kaum tarekat terdiri dari orang-orang tua, atau para santri sarungan, yang setiap malam menghitung tasbih saja. Kalau semangat kaum tarekat seperti ini, saya yakin para koruptor pada mules perutnya," kata Jaksa Agung, disambut tawa dan keplok gemuruh.

Sikap tujuh ribuan muktamirin itu memang mengejutkan. Bukan karena mereka semuanya lelaki, hampir sepertiga di antaranya kiai sepuh, sebagian besar mengenakan sarung, sandal, kopiah hitam, atau peci haji warna-warni. Mereka ternyata mengikuti perkembangan mutakhir dan cukup kritis. Dalam sidang komisi rekomendasi, misalnya, antara lain diputuskan agar pimpinan nasional, politisi dan partai politik, tidak terlalu banyak bicara dan lebih mengedepankan kepentingan umum.

Itu tak berarti mereka sama sekali melupakan tarekat. Dalam komisi Diniyah Thariqiyah (agama dan tarekat), misalnya, antara lain diputuskan kriteria mursyid yang sudah harus mencapai tingkat kesufian cukup tinggi. Setelah berdebat alot dengan merujuk sejumlah kitab kuning, para kiai juga memutuskan haramnya tayangan alam gaib di televisi yang cenderung mendangkalkan akidah. Selain itu, minta nasihat kepada orang yang tak menjalankan salat juga haram, kecuali mengenai masalah umum yang tak terlalu penting.

Nabi Tak Pernah Mengislamkan dengan Pedang

BILA jadwal pengajian tiba, seperti Reboan atau Jumat Kliwonan, ribuan orang datang ke Kanzus Shalawat (Gedung Shalawat), pusat kegiatan Tarekat Syadziliah, di Kampung Noyontaan, Pekalongan, Jawa Tengah, persis di tepi jalan raya lama Jakarta-Semarang. Banyak yang percaya Habib Luthfi bisa menjadi wasilah (penghubung) doa manusia kepada Tuhan.

Karisma Habib Luthfi pulalah yang membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah menteri datang ke Kampung Noyontaan pada acara Maulid Nabi lalu. Perayaan Maulid merupakan puncak acara Tarekat Syadziliah karena mencakup 68 kegiatan di berbagai tempat di seantero Pekalongan, yang berlangsung selama hampir setengah tahun.

Habib yang memiliki lima cucu ini juga dikenal terbuka dan inklusif sehingga diterima berbagai kalangan. Sampai sekarang, dia masih mengajar santri di rumahnya, di belakang Kanzus Shalawat. Rabu pekan lalu, Arif A. Kuswardono dan Sohirin dari Tempo menemui Habib Luthfi seusai salat tarawih di rumah tersebut.

Wawancara sempat terputus oleh kegiatannya mengajarkan kitab selama Ramadan. Ada puluhan orang yang mengikuti irsyadat dan taklimat yang digelar tiap malam selepas tarawih selama satu jam. Ditambah tamu yang juga berlipat jumlahnya, Ramadan adalah bulan yang sibuk buat sang Habib. ”Saya hanya tidur tiga-empat jam sehari,” katanya.

Sekitar pukul 23.00, percakapan dilanjutkan di studio musik miliknya yang berisi delapan organ bersusun dan dilengkapi tata suara elektronik. Habib yang dikenal pandai memainkan sejumlah alat musik ini sudah melahirkan beberapa komposisi. ”Umumnya instrumen,” katanya seraya menggelitik bilah organ. ”Kalau lagu dengan syair, baru dua.”

Tak lama kemudian, melantunlah lagu Cinta Tanah Air, ciptaannya. Liriknya memuji cinta tanah air yang menjadi cerminan iman seseorang. Musiknya campuran Melayu, dangdut, tarling, dan irama padang pasir. ”Supaya anak muda suka,” katanya. Dengan suara kalem, terkadang diselingi humor, Habib Luthfi menjawab semua pertanyaan Tempo.

Saat ini ulama menjadi rebutan para politikus. Apa sikap Anda?

Saya terima semuanya. Sebab, dalam partai-partai terdapat aset bangsa. Nah, aset itu wajib kita junjung tinggi dan kita hormati. Tentang pilihan, itu rahasia masing-masing.

Banyakkah pejabat dan politikus yang mengunjungi Anda?

Banyak. (Orang dekatnya menyebut nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Partai Amanat Nasional Soetrisno Bachir, Ketua Partai Bulan Bintang M.S. Kaban, dan sejumlah jenderal polisi.)

Anda setuju dengan partai yang menggunakan asas agama?

Di Indonesia ini dasar pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Kita kembali saja ke situ dulu, kemudian diwarnai oleh agama masing-masing. Saya secara pribadi menginginkan penganut agama, agama apa pun, menaati ajaran agama untuk bekal kehidupan sehari-hari, sehingga kita bisa ikut membangun bangsa ini. Sebab, kita sama sekali tidak ikut andil mendirikan bangsa ini, kita tidak ikut berjuang zaman dulu. Kita hanya bisa andil menjaga kemerdekaan ini. Caranya membekali mental kita dengan agama yang baik, sehingga kita bisa menjawab tantangan umat.

Ada kalangan Islam yang berpendapat syariah Islam wajib diakomodasi karena selama ini kita justru memakai hukum Belanda yang tidak mewadahi aspirasi penduduk yang mayoritas muslim.

Negara kita negara kesatuan yang terdiri atas berbagai agama, kepercayaan, dan suku. Sangat heterogen. Saya kira tidak semudah itu membungkus sesuatu. Kita sudah mempunyai Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila, yang menjamin kebebasan beragama. Itu saja yang kita amalkan dengan didukung keyakinan agama masing-masing. Mari kita membangun bangsa ini ke depan.

Menurut Anda, syariat Islam sudah cukup diakomodasi?

Syariat Islam sudah banyak dijalankan dalam undang-undang pemerintah kita. Lihatlah: kantor agama ada, pengadilan agama ada, pernikahan dilindungi, Maulid Nabi Muhammad juga diperingati. Semuanya itu tidak bertentangan dengan Islam. Nah, inilah yang harus kita pelihara.

Muslim Indonesia kerap dianggap muslim kelas dua karena banyak mistiknya dan tidak radikal. Seharusnya kita seperti muslim Timur Tengah yang militan?

Apakah itu ajaran Nabi? Apakah Nabi pernah mengislamkan seseorang dengan pedang? Tidak pernah! Saya baca hadis, tidak ada yang menyebutkan itu. Bahkan Nabi menjaga hak-hak ekonomi kaum Yahudi. Kalau ada yang bilang begitu, berarti dia tidak kenal Indonesia. Di Indonesia, yang mau dilawan siapa? Apakah kita harus mengangkat senjata kepada orang yang tidak melawan kita? Orang tidak salah kita tempeleng; apakah itu ajaran Islam? Militan itu ideologinya yang kuat. Rasa kebangsaannya yang kuat.

Konteks Indonesia berbeda dengan Timur Tengah?

Apa yang dihadapi di Indonesia berbeda dengan di Timur Tengah. Mestinya Anda bertanya kepada Suudi (Arab Saudi): mengapa orang-orang Suudi yang konon radikalnya luar biasa itu kok tidak pernah mengirimkan pasukannya untuk membela Palestina?

Tentang Ahmadiyah, apakah sikap pemerintah sudah tepat?

Saya kira penerbitan surat keputusan bersama sudah bijaksana. Sejahat apa pun mereka, (Ahmadiyah) adalah bangsa kita. Ahmadiyah kan masih bertuhan? Kalau PKI, kan, tidak bertuhan? Lebih jahat mana antara bertuhan dan yang tidak bertuhan? Mengapa PKI masih kita wong-kan, kok, Ahmadiyah tidak?

Kesalehan individual di Indonesia terus meningkat. Kuota haji selalu terlampaui, pengajian ramai, tayangan agama begitu banyak, tapi kenapa korupsi meruyak dan perbaikan di masyarakat tetap lambat?

Masyarakat awam itu sebenarnya mencari tuntunan. Mereka mencari figur pemimpin yang bisa membimbing rohaninya, sehingga apa yang ada di dalam ajaran agama itu, di samping diyakini, dijadikan keperluan untuk kehidupan sehari-hari.

Apakah tuntunan Islam belum cukup?

Ajaran Islam sangat kompleks. Selain menanamkan akidah pada umatnya, seperti percaya kepada Allah, Nabi, malaikat, dan seterusnya, Islam mengatur cara makan, bergaul, dan sebagainya. Misalnya pakaian, Islam mengajarkan bagaimana seseorang terjaga kehormatannya karena pakaian itu. Jadi, Islam tidak hanya mengatur kesehatan fisik, tapi juga kesehatan rohani atau kesehatan batin. Seperti lagu Indonesia Raya, ”bangunlah jiwanya” lebih dulu, baru ”bangunlah badannya”.

Jadi, kalau ada yang melenceng di masyarakat, jiwanya belum beres?

Saya kira tidak perlu sejauh itu, karena hati orang kita tak tahu. Bangunan jiwa ini sudah diatur. Islam setelah mengatur arkanul iman (rukun Iman), lalu arkanul Islam (rukun Islam), selanjutnya baru ihsan. Dari ihsan kita diajari ”bersembah sujudlah kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya”. Kalau tidak mampu merasa melihat Tuhan, kita harus merasa menjadi bagian yang dilihat dan didengar oleh Tuhan.

Jadi, perubahan itu memang bertahap?

Pertama kali mungkin kita belum bisa merasakan dampaknya. Tapi, kalau kita terus-menerus merasa menjadi bagian yang dilihat dan didengar Tuhan, akan timbul perubahan. Sebagai contoh, seorang pesilat, kalau sering latihan, pasti akan mempunyai gerak refleks. Sehingga, kalau dia terpeleset, paling tidak 85 persen dia akan selamat dan tidak cedera. Sebaliknya, bagi yang tidak pernah latihan, jika dia terpeleset, akan lebih banyak cederanya ketimbang selamat.

Apa perubahan terbesar bila sudah merasa dekat dengan Tuhan?

Kalau kita sering merasa menjadi bagian yang dilihat Tuhan, akan timbul reaksi. Di antaranya rasa malu. Malu karena perbuatan kita selalu dilihat dan didengar Allah. Malu adalah sebagian tanda iman. Malu akan menambahkan kesempurnaan dalam beriman. Dari malu kepada Allah, malu kepada Nabi, kepada ulama, pahlawan, orang tua, guru, hingga terakhir malu kepada sesama.

Mungkinkah seseorang yang sudah dekat jiwanya dan malu kepada Tuhan malah terus didera kesulitan?

Kesulitan yang diberikan Allah pada hakikatnya adalah untuk pembekalan. Jika mau menengok ke belakang, akan timbul perubahan. Kalau kemarin kita berdagang terus merugi, kita harus melihat apakah servis atau mutu kita sudah bagus atau belum. Jadi, majunya ke depan karena kita mau menengok ke belakang.

Bagaimana rasa malu bisa memperbaiki kualitas kehidupan sosial?

Taruhlah seseorang tidak puasa karena memang pekerjaannya sangat berat. Misalnya pekerja fisik. Kalau tidak bekerja, hari itu mereka tidak bisa makan. Tapi, jika sadar bahwa dirinya menjadi bagian yang akan dilihat Allah, dia tidak akan seenaknya berjalan sambil merokok di bulan puasa. Ini contoh sederhana. Jika rasa malu sudah hidup, perlahan tapi pasti akan mengubah perilaku kita.

Apa rasa malu bisa mendorong disiplin?

Ya, mestinya, setelah muncul rasa malu, meningkat menjadi takut kepada Tuhan. Kalau takut, kita akan bertakwa dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Di sinilah rasa takut menjelma menjadi takwa.

Apa peran tarekat dalam memunculkan rasa malu kepada Tuhan?

Kita membangun jiwa dengan menyebut nama Allah dalam berzikir, sambil merasa dilihat dan didengar oleh Allah. Secara tidak langsung kita selalu diingatkan kepada Allah. Lalu, saat kita membaca selawat, kita diingatkan kepada Muhammad. Apakah tidak malu kalau tidak bisa meniru keteladanan Muhammad? Secara umum, kita juga harus menghormati orang tua dan guru. Rasanya malu kalau sudah dibesarkan orang tua dan diajari oleh guru tapi tidak menuruti nasihatnya.

Malu juga dituding menjadi biang kemunduran. Seperti apakah rasa malu yang bisa menghambat kemajuan?

Malu itu ibarat cangkir. Kalau diisi susu, kan, tidak ada yang salah? Kalau diisi minuman keras, baru dosa. Kalau malu dianggap penyebab kemunduran, apa salah ungkapan al haya’ minal iman (malu sebagian dari iman)?

Jadi, menumpuknya masalah bangsa salah satunya karena kita krisis malu?

Saya tidak mau mengatakan bangsa ini krisis akhlak atau krisis malu…. Tapi inilah di antara kelemahan-kelemahan kita.

Bila syariah Islam sudah diterapkan tapi musibah terus mendera, apa yang salah?

Saya tidak mau mengungkap cacatnya salah satu wilayah atau keturunan karena seluruh Islam adalah bersaudara.

Mengapa muncul Islam yang radikal bila dasarnya adalah rasa malu?

Saya tidak mau terpengaruh dengan mereka (radikal). Saya punya konsep sendiri untuk mendidik santri, khususnya santri tarekat, sesuai dengan ajaran assalafu al-shalihin (ulama pendahulu) yang sudah membuatkan satu konsep yang luar biasa dalam memahami Al-Quran dan hadis. Kita juga belajar dari dinamika yang telah diajarkan oleh para imam mazhab seperti Syafii, Maliki, dan Hambali. Para imam mazhab itu sangat menguasai ilmu agama, tapi meski mempunyai perbedaan, mereka saling menghormati.

Para imam mazhab tak mengklaim pendapatnya sendiri yang paling benar.…

Dinamika antar-ulama ini indah. Ibarat musik, meski ada perbedaan alat musik dan aliran musik, musiknya bisa dinikmati. Ada harmoni. Masing-masing juga tidak bisa mengklaim paling benar karena jumlah nada atau not musik cuma 12. Antara satu dan yang lain pasti bersinggungan.

Bagaimana supaya kita tidak keliru arah menjadi radikal?

Harus ada transformasi dan pembekalan. Kalau tidak bisa, ya, ikuti yang baik, yang bisa dipercaya, tidak asal.

Bagaimana supaya puasa atau ibadah tidak sekadar ritual saja, tapi juga berpengaruh pada kehidupan sosial?

Kita ambil contoh yang ringan saja. Bagaimana kita merasakan lapar dan dahaga? Ternyata setetes air dan sebutir nasi sangat bermanfaat. Kita harus menghormati sang pencipta nasi dan setetes air. Secara proses, sebutir nasi itu melibatkan banyak orang, dari ditanam hingga tersaji. Secara sosial, kita harus menghormati orang-orang yang terlibat dalam proses pembuatan nasi. Itu baru sebutir nasi, belum lagi tentang air, lauk, dan sebagainya.

Ada contoh lain?

Soal wudu, misalnya. Tiap hari anggota tubuh lima kali dibasuh wudu. Masing-masing tiga kali. Berapa kali satu anggota badan dibasuh dalam sebulan? 450 kali. Setahun? 5.400 kali. Itu baru yang wajib saja. Pertanyaannya: sejauh mana bekasnya kita membasuh anggota tubuh sebanyak itu? Apa ”buah” wudu yang kita dapat? Mestinya mata kita bisa menutupi aib orang lain, mulut kita mengucapkan yang baik-baik, tangan kita juga tidak mengambil yang bukan hak. Karena berkah dari wudu, secara sosial kita juga harus lebih baik.

Bagaimana proses puasa ”membersihkan” tubuh?

Anda bayangkan perut kita seperti bejana yang tidak pernah dicuci, padahal digunakan untuk memasak aneka makanan selama sebelas bulan. Kira-kira bisa tidak pencernaan kita melakukan metabolisme tubuh dan menghasilkan darah yang baik kalau tidak dibersihkan? Padahal darah tadi akan memasok makanan ke otak. Obat cuci perut hanya terbatas, tidak bisa sampai ke dasar pencernaan tempat virus dan kotoran. Hanya puasa yang bisa menjangkaunya. Jadi, puasa juga berdampak pada pencerdasan kehidupan bangsa.


Saturday, September 20, 2008

Dapatkah PKS Bertahan sebagai Partai Dakwah?


Partai Keadilan Sejahtera, yang pada awalnya lahir dengan nama Partai Keadilan, pada Pemilu 2004 mampu memperlihatkan kuantitas dukungan yang luar biasa. Bahkan, di Provinsi DKI Jakarta yang menjadi wilayah yang cukup prestisius, PKS mampu menjadi partai yang unggul.

Sejak awal dideklarasikan, PKS sudah mencanangkan diri sebagai partai dakwah. Sebuah partai berbasis massa Islam yang hadir di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk. Kehadiran PKS berbeda dengan kehadiran partai lain. PKS hadir di masyarakat Indonesia lengkap dengan budaya dan gaya hidupnya. PKS hadir dengan musik nasyid yang khas, kebiasaan kampanye dengan melibatkan anak-anak dan istri, yang massanya lebih banyak menggunakan sepeda motor, dan sapaan ramah dengan idiom Islam yang sangat kental.

Tak heran, budaya, kebiasaan para kader PKS yang ditampilkan di masyarakat Indonesia memunculkan kesan PKS sebagai partai yang eksklusif. ”Dakwah itu selalu mengajak kebaikan dan tidak membatasi orang. PKS sebagai partai dakwah tidak memusuhi orang. Bahkan, kalaulah di dunia ini pelacur dianggap sebagai lapisan masyarakat terbawah, maka pelacur sekalipun wajib didakwahi, bukan dimusuhi,” itulah kata-kata Sekjen Partai Keadilan (PK) M Anis Matta, yang saat ini juga menjadi Sekjen PKS, pada saat awal PK mulai bersentuhan dengan pers tahun 1999.

Tampaknya, kata-kata untuk mengajak semua golongan itu bukan basa-basi. Sejumlah anggota legislatif PKS hasil Pemilu 2004 ada yang berasal dari non-Muslim. Sejak Pemilu 2004, semakin disadari bahwa PKS harus membuka diri kalau ingin menjadi partai besar. Inilah yang menjadi dilema dan tarikan di internal PKS. Di satu sisi ada keinginan menjadi partai yang besar dengan membuka diri, di sisi lain tidak ingin kehilangan identitas keislamannya.

Dalam rakernas di Bali pada awal tahun ini, PKS mengukuhkan diri sebagai partai terbuka. Sebuah partai yang ingin menjadi rumah besar bagi semua golongan dan latar belakang agama, dalam masyarakat Indonesia yang majemuk. Itu sebabnya pula PKS mulai mengelola berbagai isu kebangsaan dan berusaha menghilangkan isu dikotomi antara Islam dan nasionalis.

Tidak heran jargon politik PKS pada Pemilu 2004, yakni ”Bersih dan Peduli”, kembali ditegaskan lagi untuk Pemilu 2009 dengan ”Bersih, Peduli, dan Profesional”. Inilah jawaban PKS atas kegamangannya terhadap klaim partai dakwah.

PKS tak lagi sekadar bermusik nasyid, musik kelompok Ungu, the Rock, bahkan Slank pun sudah bisa diterima. Tidak lagi sekadar berbaju koko, tetapi sudah rapi berjas dan berdasi. Toh, kelompok di luar PKS tetap ada yang curiga PKS sekadar mengejar massa, bahkan tidak sedikit kader PKS yang menanyakan, apakah ini memang orientasi PKS???...

Livni, PM Israel Eks Agen Mossad


Sabtu, 20 September 2008 | 03:00 WIB

Mossad, agen rahasia Israel yang disegani di dunia, yang juga dikenal dengan kelihaian sekaligus kekejamannya. Tzipi Livni, Perdana Menteri baru Israel, pernah bekerja di sana. Namun, Livni adalah pendukung kuat atas berdirinya Palestina yang berdampingan dengan Israel, yang dia anggap sebagai solusi terbaik.

Mungkin susah memercayai Livni sebagai pencari perdamaian, terutama warga Palestina, dan juga ucapannya yang pernah mengatakan bahwa Presiden Palestina Mahmoud Abbas sebagai tidak lagi relevan.

Lagi, Livni adalah keturunan Yahudi ultra-nasionalis, yang dilahirkan dari pasangan Eitan dan Sarah Livni, imigran Polandia. Kedua orangtuanya pernah berjuang melawan penjajah Inggris sebagai anggota Irgun, militan Zoinis dan organisasi teroris bawah tanah.

Di masa mudanya, Livni anggota Betar, gerakan pemuda Yahudi. Gerakan ini didirikan Ze’ev Jabotinsky, juga pendiri Irgun. Dia adalah Yahudi keturunan Rusia pendamba negara Yahudi.

Sama seperti ayah dan ibunya, serta Jabotinsky, Livni adalah pilar kuat bagi karakter dan identitas Yahudi dan Israel. Namun, Livni juga pendukung mundurnya Israel dari Jalur Gaza dan Tepi Barat, serta salah satu tokoh Israel yang tidak menuduh pejuang Palestina sebagai teroris, tetapi pihak yang menyerang tentara Israel demi harkat diri.

Percaya atau tidak percaya, Livni relatif menghargai penegakan hak asasi manusia di Palestina, yang telah diinjak-injak Israel. Hingga kini Livni pun merupakan salah satu perunding perdamaian Palestina-Israel, sebuah kegiatan yang ingin dia lanjutkan dan misinya ingin pula dia wujudkan.

Perunding senior Palestina, Saeb Erekat, mengatakan, Livni telah lama terlibat proses perdamaian. ”Saya yakin dia akan terus melanjutkan upaya perdamaian dengan Palestina. Saya menyambut baik pilihan rakyat Israel,” kata Erekat.

Suka mendaki gunung

Livni adalah orang yang tampil bersahaja dan mengaku tidak menyukai formalitas. Kepada Roger Cohen dari The New York Times pada 2007, Livni memberi komentar atas pernyataan Cohen bahwa Livni adalah pribadi yang disiplin.

”Saya tidak suka frase ini, seorang yang disiplin. Ah, saya enggak tahulah, enggak tahu, benar ... Ada sisi lain dari diri saya. Saya menyukai celana jins, mendaki gunung, mengunjungi pasar dan mal. Anda baru saja kembali dari Paris: Saya suka Quartier Latin hingga Champs Elysées. Secara umum saya benci formalitas. Anda tahu enggak sih, ketika aku muda, pernah bekerja sebagai waitress di Sinai.”

Ya, ya, ya! Namun, kini nyatanya Livni menjadi PM, setidaknya untuk sementara karena telah terpilih sebagai Ketua Partai Kadima, Kamis (18/7), yang otomatis menggantikan posisi PM Ehud Olmert, yang tersandung skandal korupsi.

Jalur karier

Dengan demikian, dia menjadi PM wanita pertama setelah Golda Meir (1969-1974), PM yang terkenal galak, tegas, dan memimpin Israel menghadapi Perang Arab-Israel. Livni meniru ketegasan dan kekukuhan pribadi Meir.

Jejak kariernya dimulai ketika mendapatkan pelatihan militer, sebuah kewajiban bagi semua warga Israel. Saat itu, Livni meraih pangkat letnan pada usia 22 tahun (1980).

Pelatihan ini juga menjadi ajang pencarian bibit bagi agen Mossad dan politisi masa depan Israel. Seperti pucuk dicinta ulam tiba, Livni adalah seorang yang disiplin, memiliki kemampuan analitis dan bakat intelijen.

Pada tahun 1980, Livni memasuki Mossad, dengan posisi sebagai agen lapangan. Livni ditempatkan di Paris. Dalam status ini, dia pernah ikut serta dalam aksi pembunuhan terhadap seorang pemimpin PLO di Yunani, Makmun Syukri Marisyi, salah satu pembantu dekat Abu Jihad (orang kedua di PLO setelah Yasser Arafat).

Livni memilih tidak membuka cerita soal kariernya di Mossad. Bahkan dia mengatakan, karier di Mossad sama sekali tidak memengaruhi hidupnya.

Pada tahun 1996, Livni bertarung untuk menjadi anggota Knesset (parlemen Israel) mewakili Partai Likud, tetapi gagal. Namun, Livni telah menarik perhatian PM saat itu, Benjamin Netenyahu (eks Mossad), yang juga Ketua Partai Likud.

Netanyahu meminta Livni menangani privatisasi BUMN Israel. Ketika Ariel Sharon (juga eks Mossad), Ketua Partai Likud dan menjadi PM tahun 1999, karier Livni menanjak. Sharon menjadi mentor Livni. Livni juga berhasil menjadi anggota Knesset pada 1999.

Pada 2005, Sharon dan Livni mundur dari Likud dan membentuk Partai Kadima, beraliran kanan tengah. Misi partai baru ini adalah mundur dari Tepi Barat dan Jalur Gaza untuk memungkinkan berdirinya negara Palestina. Latar belakangnya, pendudukan Palestina tak memungkinkan secara moral dan finansial.

Setelah Sharon stroke dan koma sampai sekarang, Ehud Olmert menjadi PM. Livni mengkritik keras Olmert karena ”kegagalan” militer Israel dalam perang di Lebanon selatan tahun 2006. Livni meminta Olmert mundur, tetapi gagal.

Kemudian Olmert tersandung skandal korupsi. Livni menemukan sudut untuk menendang Olmert. Dia berhasil. Lalu dipilihlah ketua Partai Kadima baru, menggantikan Olmert, yang secara tradisi otomatis menjadi PM.

Livni mengalahkan saingan terdekatnya, Menteri Perhubungan Shaul Mofaz. Jadilah Livni sebagai PM, yang membuka memori khalayak pada Golda Meir. ”Saya bukan Golda Meir kedua, tetapi Tzipi Livni pertama,” kata Livni, yang memiliki satu saudara.

Sebagai PM, Livni berjanji mewujudkan Palestina. Kita tunggu saja, apakah dia berhasil mewujudkannya.


Thursday, September 18, 2008

Esensi Lebih Penting Dari Simbol


GUSMUS, Maraknya radikalisme beragama di tanah air akhir-akhir ini disebabkan adanya segelintir umat Islam yang lebih mementingkan simbol daripada esensi dalam menghayati dan mengamalkan ajaran Islam.

Demikian pendapat KH Thonthowi Jauhari Musaddad, MA dalam seminar “Islam, Radikalisme Beragama dan NKRI” yang diselenggarakan Yayasan MataAir Jakarta dengan Kesbangpol Depdagri di Auditorium Fakultas Ilmu Budaya UI, Kamis 28 Agustus 2008.

Kiai Thonthowi yang juga pengasuh Pesantren Luhur Al Wasilah Garut memberikan ilustrasi di Saudi Arabia yang sarat dengan simbol-simbol Islam, tapi masyarakatnya masih banyak yang mengabaikan syariat Islam. “Teman kuliah saya di Saudi banyak yang tidak shalat, padahal Saudi jelas Negara Islam”, papar Kiai Thonthowi di hadapan ratusan hadirin yang sebagian besar adalah aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di UI. Oleh karena itu, menurut Kiai Thonthowi dalam menerapkan ajaran Islam, yang diperlukan adalah esensi bukan sekedar simbol.

Dengan kondisi demikian, syariat Islam tak dapat menjadi solusi di Indonesia sepanjang status teoritis idealisnya justru membuat kaku penerapannya. Oleh karena itu, Kiai Thonthowi melihat Pancasila dan UUD 1945 masih menjadi wujud budaya Indonesia Islami yang esensinya seirama dengan karakter dan dinamika hukum Islam.

Hal senada diungkapkan Dr. Luthfi Zuhdi, Ketua Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam (PKTTI) Universitas Indonesia. Dr. Luthfi Zuhdi mengungkapkan bahwa munculnya citra radikal terhadap Islam disebabkan sejarah Islam memang kerap diwarnai kekerasan dan perebutan kekuasaan. Namun, Dr. Luthfi menyatakan bahwa kekerasan tersebut sama sekali bukan ajaran Islam melainkan hanya perilaku individunya saja.

Sementara itu pembicara lainnya, Ismail Yusanto juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mengatakan bahwa keinginan HTI menerapkan syariat Islam dan khilafah di Indonesia tidak perlu dikhawatirkan. HTI menginginkan agar syariat Islam dan khilafah dapat menggantikan sistem kapitalisme yang sudah terbukti menyengsarakan rakyat. (alf)

Semangat "Open Source"


Manuver Google dan banyak perusahaan lainnya untuk mendukung dunia open source menandakan kemenangan baru bagi dunia perangkat lunak yang mengandalkan sumber terbuka dan gratis ini. Semangat berbagi telah diagungkan di atas semangat cari keuntungan. Gerakan ini juga memicu kesadaran humanis para pembuat peranti lunak. Kaum pinggiran itu lambat laun bergerak masif dan berada pada arus utama.

Tak puas merajai bisnis mesin pencari, Google akhirnya ikut ”berperang” di kancah penjelajah web atau browser. Pada 2 September 2008 lalu Google meluncurkan browser bernama Chrome (www.google.com/chrome). Peluncuran ini memberi dampak besar bagi keyakinan dunia open source untuk melawan dominasi software tertutup yang berbayar.

Kalau kita berselancar di internet, pilihan penjelajah yang mendominasi adalah Internet Explorer, Mozilla Firefox, Opera, Safari pada Apple, dan masih ada beberapa lagi. Nah, Google tiba-tiba ikut nimbrung berebut ”kue” ini.

Open source boleh bangga karena terus mendapat dukungan dari industri besar, termasuk dukungan penuh Google. Tujuan Google kali ini tampaknya bukan soal uang, melainkan sikap politis untuk mengimbangi dominasi Internet Explorer dari Windows.

Bukankah langkah ini akan menggerogoti browser open source Mozilla Firefox (pesaing dekat Internet Explorer)? Padahal, Mozilla sudah lama bergandengan dengan Google dan orang-orang Google juga sudah jatuh cinta dengan Firefox.

Tujuan Google memang masih ”remang-remang”. Di bidang ini, sudah lama berperang antara Internet Explorer dan Netscape Navigator. Tahun 1999, Netscape Corporation diakuisisi America Online (AOL) dan proyek Gecko dari Netscape pun dibuat terbuka kode sumbernya (open source).

Netscape pun mendirikan proyek Mozilla.org yang melahirkan Mozilla Firefox. Browser ini unik, selain dicintai pengguna dengan alasan fungsional juga dikenal banyak kalangan sebagai browser antidominasi Internet Explorer.

Firefox mampu merebut sekitar 20 persen dari pasar (data majalah Wired, September 2008). Di saat gairah Firefox meningkat, Chrome malah muncul.

Chrome disediakan gratis dan dibangun secara open source. Hingga saat ini, Chrome hanya dirilis versi Windows. Ke depannya, Chrome juga tersedia untuk Linux dan Mac.

”Kami menyadari web telah bergerak dari halaman sederhana ke halaman yang kaya aplikasi yang interaktif, kita harus berpikir ulang soal browser yang ada. Yang kita butuhkan tidak sekadar browser, melainkan platform untuk web dan aplikasinya,” kata Wakil Presiden Manajemen Produk Google Sundar Pichai dan Direktur Teknik Google Linus Upson pada blog peluncuran Chrome.

Sistem operasi internet

Pada browser modern, untuk membuka beberapa web tak perlu membuka beberapa kali browser. Cukup membuka sekali browser, kemudian buka tab pada satu browser itu untuk mengakses web lain. Cara ini disebut kemampuan tabbing.

Revolusi pada Chrome adalah proses tiap tab ternyata terpisah dan tak saling terkait. Keuntungannya, jika salah satu web macet, tab lain tetap berfungsi. Ini berbeda dengan cara kerja browser lain.

Istilah pada sistem operasi adalah, Chrome memiliki fungsi multitasking dan juga punya semacam Task Manager (seperti di Windows) yang bisa melihat halaman, aplikasi, dan situs mana yang sedang menggunakan memori komputer. Dengan multitasking ini, maka Chrome lebih mirip sebagai sistem operasi internet daripada sebuah browser.

Internet Explorer versi 8 yang saat ini masih beta juga sedang mengembangkan fitur tab yang terisolasi, mirip dengan Chrome. Dengan demikian, persaingan ini benar-benar membuat industri makin kreatif.

Google mengklaim, di dalam penjelajah ini sudah ditanamkan mesin JavaScript V8 yang membuat halaman lebih cepat diakses. Fasilitas lain, semua web yang pernah dikunjungi dengan mudah bisa diakses kembali tanpa mengetikkan ulang.

Meski demikian, untuk menjaga privasi pengguna, Chrome juga menawarkan mode penyamaran. Dengan mode ini, seseorang bisa mengakses web tanpa meninggalkan jejak.

Mengagungkan ”open source”

Bisa dibilang, browser open source ini merupakan perkawinan antara browser Safari yang digunakan Apple dengan browser Mozilla Firefox. Google yakin Chrome akan menjadi ”pembunuh” Internet Explorer.

Walaupun menggunakan WebKit, sama dengan browser Safari pada Apple, Chrome kelihatan berbeda dibanding Safari ataupun dibandingkan dengan browser lainnya.

”Kami percaya open source bekerja tak hanya karena membolehkan banyak orang untuk bergabung dan mengembangkan produk, tetapi yang terpenting adalah proyek lain bisa memanfaatkan dan mengembangkan sumber kode yang kami buat. Ketika kami membangun teknologi inovasi baru, kami berharap proyek lain bisa menggunakannya lebih baik, seperti kami telah mengadopsinya dari proyek open source lainnya untuk membuat produk kami lebih baik,” kata Ben Goodger, ahli software Google.

Langkah selanjutnya, dan ini yang paling ditunggu banyak pihak, adalah menunggu Google mengaplikasikan Chrome pada sistem operasi bergerak atau sebut saja pada telepon seluler. Pelan tetapi pasti, elemen-elemen Chrome akan diadopsi oleh proyek open source Google lainnya, yaitu sistem operasi untuk media bergerak, Android.

Jika Chrome yang mendukung penuh JavaScript ini dicangkokkan pada Android, inilah browser masa depan yang akan membuat perangkat bergerak seperti telepon seluler dengan mudah bisa menggantikan fungsi komputer. Dampaknya akan sangat memengaruhi industri.

CEO Mozilla, John Lilly, seperti dikutip majalah Wired, mengaku tak khawatir dengan kehadiran Chrome ini. Lilly belum menganggap Chrome sebagai pesaing. ”Kompetisi di bidang ini sudah lama dimulai hingga sekarang, perlu waktu untuk membuat orang peduli dan mencintainya,” katanya.

Beberapa kelebihan Chrome:

1. Chrome merupakan browser pertama didesain berperilaku layaknya sebuah sistem operasi. Jika saat ini komputer didominasi sistem operasi Windows, Google ingin menjadi alternatif sistem operasi internet.

2. Perilaku seperti sistem operasi bisa dilihat dari model tab yang masing-masing berjalan seperti layaknya program di Windows. Tiap tab diproteksi memory yang terpisah dan berjalan dengan proses sendiri, layaknya Windows yang bisa membuka banyak jendela aplikasi.

3. Pada Chrome, JavaScript tak hanya sebagai aplikasi tambahan atau pemanis, melainkan dianggap juga sebagai aplikasi utuh. Lewat JavaScript V8, Google menggambarkannya boneka kayu Pinokio menjelma menjadi bocah betulan, maka pada Chrome Javascript telah diadopsi menjadi bahasa pemrograman betulan.

4. Salah satu paket di dalam Chrome dibangun dari open soure WebKit yang dikenal efisien dalam memanfaatkan memori.


Wednesday, September 17, 2008

Ditikam 666 Kali, Dipanggang Lalu Dimakan


Selasa, 16 September 2008 | 11:52 WIB

KOMPAS, MOSKWA, SELASA — Empat remaja dibantai secara mengerikan oleh kelompok Geng Iblis. Para korban masing-masing ditikam 666 kali kemudian dagingnya dimakan. Penganut Geng Iblis itu mencincang para korban dan memanggang potongan tubuh mereka di atas api unggun. Belum cukup sampai di situ, penjahat bengis itu kemudian memakan daging panggang manusia itu.

Polisi di Moskwa, Rusia, menemukan bagian tubuh korban dibuang di sebuah galian di samping tanda palang, sebuah simbol yang biasa digunakan aliran sesat. Semua korban menderita luka 666 tikaman, angka yang dikaitkan dengan kekejaman atau anti-Tuhan. Insiden itu mengingatkan kisah dalam film horor The Omen.

Remaja yang menjadi korban itu adalah tiga gadis dan seorang pria berusia 16 hingga 17 tahun. Mereka semua adalah keturunan Jerman. Para korban dibujuk akan diantar ke sekolah dan dipaksa minum minuman keras sebelum dibantai.

Polisi yakin, para remaja malang itu direbus terlebih dahulu sebelum dimakan. Bagian vital mereka juga diiris dalam ritual jahat di sebuah tempat terpencil di Rusia. Setelah polisi menangkap delapan anggota geng itu, terungkap fakta lain bahwa mereka menggali kuburan gadis korban terakhir dan memakan jantungnya.

Tersangka lain bersikukuh tidak bersalah. "Iblis akan membantu saya untuk lolos dari tanggung jawab. Saya banyak mempersembahkan korban padanya," katanya dilansir The Sun, Selasa (16/9). Pengungkapan kasus di Yaroslavl, 300 mil dari Moskwa itu sontak membuat gempar seantero Rusia. Warga cemas kemungkinan penganut Geng Iblis lainnya akan melakukan pembunuhan dan mutilasi serupa.

Para korban, yang dilaporkan hilang pada Juni 2008, bernama Anya Gorokhova, Olga Pukhova, Varya Kuzmina, dan Andrei Sorokin. Polisi mulai melacak pelaku setelah menemukan fakta bahwa semua korban saling telepon dengan pimpinan geng, Nikolai Ogolobyak.

Warga setempat mengatakan, Ogolobyak dikenal sebagai penyanyi gereja saat masih anak-anak. Para guru mengatakan pelaku dikenal sebagai pelajar kurang berprestasi di sekolah. Ia juga sering terlihat murung. Ogolobyak memiliki banyak nama alias di antaranya Ksenia Kuznetsova, Alexander Voronov, dan Anton Makovkin.

Moskwa mencatat 15 orang yang mengaku beraliran setan, sementara di Inggris ada 400 warga yang mengaku sebagai penganut aliran setan.


Cerpen Helvy Tiana Rosa



Bagi Penggemar cerpen dari Mbak Helvy Tiana Rosa bisa mendownloadnya lewat link di bawah ini.
1. Sebab Aku Angin, klik
2. Pattimura, klik
3. Mencari Senyum, klik
4. Lorong Kematian, klik
5. Lelaki Kabut dan boneka, klik
6. Ketika Mas Gagah Pergi, klik

Insya Allah akan menyusul ebook yang lainnya... tunggu aja!

Helvy Tiana Rosa lahir di Medan, 2 April 1970 adalah sastrawan, motivator menulis, editor dan dosen. Helvy memperoleh gelar sarjana sastra dari Fakultas Sastra UI. Gelar magister diperolehnya dari Jurusan Ilmu Susastra, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia.


Mantan Redaktur dan Pemimpin Redaksi Majalah Annida (1991-2001) ini, tahun 1990 mendirikan Teater Bening—sebuah teater kampus di FSUI yang seluruh anggotanya adalah perempuan, menulis naskah dan menyutradarai pementasan teater tersebut di Gedung Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Auditorium Fakultas Sastra UI serta keliling Jawa dan Sumatera.

Helvy merupakan pendiri dan Ketua Umum Forum Lingkar Pena/ FLP (1997-2005), sebuah forum penulis muda beranggotakan lebih 5000 orang yang tersebar di lebih dari 100 kota di Indonesia dan mancanegara. Karena kegiatannya ini The Straits Times dan Koran Tempo menyebutnya sebagai Lokomotif Penulis Muda Indonesia (2003). Bersama teman-temannya di FLP, ia mendirikan dan mengelola “Rumah baCA dan HAsilkan karYA” (Rumah Cahaya) yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.

Tahun 1980-1990 ia memenangkan berbagai perlombaan menulis tingkat propinsi dan nasional. Namun menurutnya yang paling berkesan ketika ‘Fisabilillah” menjadi Juara Lomba Cipta Puisi Yayasan Iqra, tingkat nasional (1992), dengan HB Jassin sebagai Ketua Dewan Juri. “Jaring-Jaring Merah” terpilih sebagai salah satu cerpen terbaik Majalah Sastra Horison dalam satu dekade (1990-2000). Lelaki Kabut dan Boneka mendapat Anugerah Pena sebagai Kumpulan Cerpen Terpuji (2002). Istri Tomi Satryatomo serta Ibu Abdurahman Faiz dan Nadya Paramitha ini pernah terpilih sebagai Ikon Perempuan Indonesia versi Majalah Gatra (2007), Wanita Indonesia Inspiratif versi Tabloid Wanita Indonesia (2008), Tokoh Perbukuan IBF Award IKAPI (2006), Tokoh sastra Eramuslim Award (2006), Penghargaan Perempuan Indonesia Berprestasi dari Tabloid Nova dan Menteri Pemberdayaan Perempuan RI (2004), Ummi Award dari Majalah Ummi (2004), Muslimah Berprestasi versi Majalah Amanah (2000), Muslimah Teladan versi Majalah Alia (2006), dll. Sastrawan yang juga nominator Indonesia Berprestasi Award XL 2007 Bidang Seni Budaya ini, sering diundang berbicara dalam berbagai forum sastra dan budaya di pelosok Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Thailand, Hong Kong, Jepang, Mesir, Amerika Serikat, dll.

Mantan Sekretaris DPH-Dewan Kesenian Jakarta (2003) dan Anggota Komite Sastra DKJ (2003-2006), sehari-harinya adalah dosen di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta. Kini ia juga Ketua Majelis Penulis Forum Lingkar Pena, Direktur Lingkar Pena Publishing House, Dewan Pertimbangan Perbukuan Balai Pustaka, dan Anggota Ahli Majelis Sastra Asia Tenggara/ Mastera..